REPUBLIKA.CO.ID, BAIJI-- Pasukan pemerintah Irak mengaku telah berhasil memukul mundur para militan yang menyerang kilang minyak terbesar di negara tersebut. Mereka pun berhasil membunuh sejumlah pemberontak.
Kilang minyak Baiji di utara Irak telah menjadi medan pertempuran antara pasukan pemerintah dan para militan ISIS selama beberapa bulan ini. ISIS juga berulang kali telah melancarkan serangannya. ISIS telah melakukan serangannya di kilang minyak Baiji pada Sabtu.
Menurut sumber kepolisian, pertempuran pun berlanjut hingga Minggu. Meskipun begitu, para pemberontak berhasil dipukul mundur oleh pasukan keamanan. Kilang minyak menjadi target yang menarik bagi kelompok radikal ISIS. Pasalnya kilang minyak ini dapat menghasilkan sepertiga minyak Irak.
Sementara itu, sebuah bom mobil dilaporkan meledak dan menewaskan tujuh orang di Baghdad. Serangan bom tersebut ditargetkan di wilayah Syiah, Shula. Kelompok radikal ini juga telah merebut sejumlah kota di Irak dan Suriah.
Sejak 8 Agustus silam, Amerika Serikat telah melancarkan lebih dari 90 serangan udara guna mendukung pasukan Irak dan Kurdi menghadapi ISIS. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarid saat ini tengah berada di Baghdad membicarakan upaya menghentikan ancaman ISIS.
Serangan ISIS tercatat telah menyebabkan sekitar 1.2 juta warga Irak mengungsi. Mayoritas dari mereka merupakan warga minoritas Yazidi dan Kristen. Pada Sabtu, PBB pun menyerukan dunia internasional agar segera bertindak terhadap pembantaian yang dilakukan ISIS di Amerli.
Selama ini, Amerli berada dalam kepungan ISIS dan tak mendapatkan aliran listrik serta air. Mereka juga kehabisan pasokan makanan dan obat-obatan. Di kota Tuz Khormatu, Walikota setempat, Shalal Abdal Ahmad, menyerukan adanya intervensi internasional untuk memberikan bantuan pasokan makanan kepada para pengungsi.
"Terdapat manusia yang akan meninggal karena kehausan, kelaparan, dan ancaman ISIS. Jika ISIS merebut Amerli, hal buruk akan terjadi," katanya.