Selasa 26 Aug 2014 11:36 WIB

DEN: Indonesia Butuh Investasi 27 Miliar Dolar AS untuk BBM

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi ke kendaraan warga di sebuah SPBU di Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi/ca
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi ke kendaraan warga di sebuah SPBU di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Energi Nasional (DEN) memperkirakan Indonesia membutuhkan investasi sebesar 27 miliar dolar AS hingga 2025 untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) masyarakat. Investasi tersebut untuk penambahan kapasitas kilang sebesar 1 juta barel per hari dengan asumsi konsumsi masyarakat sebesar 2 juta barel per hari.

Sekjen DEN Hadi Purnomo mengatakan, Indonesia juga membutuhkan investasi sebesar 9 miliar dolar AS per tahun untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga 2025. "Investasi kelistrikan itu untuk menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 115 giga watt (GW), dengan kapasitas saat ini sebesar 48 GW, maka dibutuhkan penambahan kapasitas sebesar 67 GW atau 7 GW pertahun hingga 2025," ujarnya dalam Seminar Nasional Potensi Pembiayaan Ramah Lingkungan Pada Sektor Ekonomi Prioritas, Selasa (26/8).

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan gas nasional dibutuhkan investasi sebesar 12 miliar dolar AS hingga 2025 untuk membiayai pembangunan jalur pipa gas yang saat ini sedang dalam proses sepanjang 1500 km, dan jalur pipa gas baru sepanjang 6.199 km.

Pembiayaan sektor energi lainnya yang diperlukan di masa depan yaitu penambahan pembangkit geothermal sebesar 4.500 Mega Watt (MW) dengan biaya investassi sebesar 5 miliar dolar AS sampai dengan 2020. "Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang masif, pembangunan pembangkit tenaga nuklir perlu dipertimbangkan dengan tentunya memperhatikan keselamatan secara ketat," ujarnya. Investasi yang dibutuhkan kurang lebih 3 miliar dolar AS per 1 GW.

Indonesia juga belum memiliki cadangan energi. Hadi menilai, Indonesia harus membangun cadangan penyangga energi (BBM, elpigi, dan minyak mentah). Pembangunannya membutuhkan investasi sekitar 9 miliar dolar AS. "Ini akan dilepaskan kalau kondisi krisis," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement