REPUBLIKA.CO.ID, JERUSSALEM-- Masih berlangsungnya pertempuran antara Israel dan Hamas ikut mengguncang perekonomian Israel. Bank sentral Israel kembali memutuskan menurunkan suku bunga untuk bulan kedua secara berturut-turut.
Setelah penurunan suku bunga bulan lalu, Bank Sentral Israel kembali menurunkan suku bunga jangka pendek sebesar seperempat poin menjadi 0,25 persen.
"Sulit untuk membayangkan bahwa tanpa operasi militer di latar belakang, Bank Sentral Israel akan memilih gerakan sedemikian ekstrim terutama ketika Amerika Serikat sudah berbicara tentang menaikkan suku bunga," ujar kepala ekonom dan penelitian di Harel Insurance dan Keuangan, Ofer Klein seperti dilansir Al Arabiya.
Ia menilai, penurunan suku bunga ini karena adanya perlambatan kegiatan pada kuartal sebelum pertempuran berlangsung. Terutama karena situasi ekonomi global yang menyebabkan permintaan berkurang di pasar utama.
Bank sentral Israel sebelumnya memperkirakan ekspansi 2,9 persen tahun ini. Pada kuartal kedua, pemerintah Israel memperkirakan ekonomi Israel akan tumbuh 1,7 persen. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi kenaikan 2,5 persen dan lebih lambat dari kecepatan 2,8 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.
"Ada penurunan lebih lanjut dalam pertumbuhan ekonomi, khususnya di ekspor barang, bahkan sebelum memburuknya situasi keamanan," ujarnya.
Ia menambahkan data pasar tenaga kerja menunjukkan penghentian peningkatan lapangan kerja dan meramalkan dampak negatif juga terdapat di bidang pariwisata dan konsumsi swasta. Israel melancarkan serangan terhadap Hamas di Gaza pada tanggal 8 Juli lalu. Ribuan roket telah ditembakkan Israel, menghancurkan banyak infrastruktur di Gaza.