Selasa 26 Aug 2014 14:47 WIB

Konflik Gaza, Suku Bunga Bank Israel Kembali Turun

Rep: c83/ Red: Bilal Ramadhan
Warga Gaza berjalan di tengah reruntuhan bangunan.
Foto: Ap
Warga Gaza berjalan di tengah reruntuhan bangunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSSALEM-- Masih berlangsungnya pertempuran antara Israel dan Hamas ikut mengguncang perekonomian Israel. Bank sentral Israel kembali memutuskan menurunkan suku bunga untuk bulan kedua secara berturut-turut.

Setelah penurunan suku bunga bulan lalu, Bank Sentral Israel kembali menurunkan suku bunga jangka pendek sebesar seperempat poin menjadi 0,25 persen.

"Sulit untuk membayangkan bahwa tanpa operasi militer di latar belakang, Bank Sentral Israel akan memilih gerakan sedemikian ekstrim terutama ketika Amerika Serikat sudah berbicara tentang menaikkan suku bunga," ujar kepala ekonom dan penelitian di Harel Insurance dan Keuangan, Ofer Klein seperti dilansir Al Arabiya.

Ia menilai, penurunan suku bunga ini karena adanya perlambatan kegiatan pada kuartal sebelum pertempuran berlangsung. Terutama karena situasi ekonomi global yang menyebabkan permintaan berkurang di pasar utama.

Bank sentral Israel sebelumnya memperkirakan ekspansi 2,9 persen tahun ini. Pada kuartal kedua, pemerintah Israel memperkirakan ekonomi Israel akan tumbuh 1,7 persen. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi kenaikan 2,5 persen dan lebih lambat dari kecepatan 2,8 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.

"Ada penurunan lebih lanjut dalam pertumbuhan ekonomi, khususnya di ekspor barang, bahkan sebelum memburuknya situasi keamanan," ujarnya.

Ia menambahkan data pasar tenaga kerja menunjukkan penghentian peningkatan lapangan kerja dan meramalkan dampak negatif juga terdapat di bidang pariwisata dan konsumsi swasta. Israel melancarkan serangan terhadap Hamas di Gaza pada tanggal 8 Juli lalu. Ribuan roket telah ditembakkan Israel, menghancurkan banyak infrastruktur di Gaza.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement