REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Fenomena ice bucket muncul karena adanya rasa simpati terhadap penderita penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis). ALS adalah penyakit kaku dan melemahnya otot-otot tubuh yang bisa menyebabkan kelumpuhan total.
Saat ini dilaporkan 2 dari 100.000 orang terkena penyakit ALS. Belum ada obat berhasil ditemukan untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun, terapi dengan mengguyurkan air es dikabarkan dapat memberi efek positif pada penderita ALS.
Di Gaza, Ice Bucket coba dimodifikasi dengan tujuan yang berbeda. Ice Bucket ini dimaksudkan untuk menunjukan solidaritas terhadap anak-anak Palestina yang menjadi korban reruntuhan bangunan yang hancur akibat gempuran Israel.
"Saya harus melakukan sesuatu dan untuk mengirim pesan di seluruh dunia tentang Gaza," Ayman al Aloul, seorang jurnalis yang meluncurkan kampanye Ice Bucket Gaza, mengatakan kepada NBC News, seperti dilansir onislam.net, Selasa (26/8).
Aloul mengatakan ide itu muncul lantara melihat kota Gaza yang dominan tampak pasir, batu kecil dan reruntuhan bangunan. Ide ini selanjutnya menyebar cepat. Saat dibuatkan akun Facebook, kampanye itu diikuti 2.000 orang. Ini belum termasuk hastag twitter #dustbucketchallenge dan #remainsbucketchallenge.
Aloul berharap kampanye ini dapat menyebarluaskan penderitaan warga Palestina di Gaza yang menjadi korban serangan Israel. "Jika lima orang terkenal di dunia seperti aktor atau presiden akan melakukan tantangan, itu berarti saya berhasil mengirimkan pesan tentang Gaza," katanya.
Inisiatif Aloul ini mendapat respon dari pejabat Turki."Saya melihat ini bentuk dukungan yang terinspirasi anak-anak Gaza," kata Perwakilan dari Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH) di Gaza.