Selasa 26 Aug 2014 21:13 WIB

Cak Imin: Kalau tak Ditawari Menteri, Saya Bersyukur

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Mansyur Faqih
Ketua umum PKB, Muhaimin Iskandar memberikan sambutannya saat rapat tertutup membahas materi muktamar PKB di Jakarta, Ahad (20/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua umum PKB, Muhaimin Iskandar memberikan sambutannya saat rapat tertutup membahas materi muktamar PKB di Jakarta, Ahad (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) belum menyebut nama yang akan mengisi posisi menteri dalam kabinetnya. 

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar pun mengaku belum mendapat informasi mengenai itu. Ia juga menyatakan, belum mendapat tawaran.

"Sampai hari ini belum ada tawaran menteri buat PKB," kata Muhaimin di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (26/8). 

Tokoh yang akrab dipanggil Cak Imin itu mengatakan, pemilihan menteri merupakan hak prerogatif presiden. Ia pun menyerahkannya kepada Jokowi.

Cak Imin merupakan bagian pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Ia menilai, menjadi menteri itu bukan soal yang mudah. 

"Jadi menteri itu bukan cari enak, jadi menteri itu cari masalah, cari kerjaan memang. Makanya kalau saya tidak ditawari, saya bersyukur gitu," kata dia.

Namun apabila tawaran itu datang dari Jokowi, Cak Imin pun belum mau menyatakan kesiapannya. Ia akan terlebih dulu menimang posisi menteri apa yang diamanatkan untuknya. 

"Ya gak tahu. Kita pertimbangkan, apakah cocok, apa enggak," ujar caleg terpilih DPR periode 2014-2019 itu.

Mengenai posisi menteri ini, Jokowi mewacanakan agar sosok yang mengisinya tidak menjabat posisi penting dalam tubuh partai. Cak Imin menyerahkan itu pada Jokowi. 

Saat ditanya apakah siap mundur dari posisi ketua umum partai apabila mendapat tawaran menjadi menteri, Cak Imin pun enggan terburu-buru menyatakan sikap. 

"Kok bicara mundur. Saya belum tentu ditawari kok sama Pak Jokowi. Jangankan ditawari, diajak bicara kabinet saja belum," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement