Rabu 27 Aug 2014 04:29 WIB

Soal Kabinet Ramping, Jokowi Disarankan Riset

Rep: c83/ Red: Mansyur Faqih
Yunarto Wijaya
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Yunarto Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Charta Politica, Yunarto Wijaya mengatakan opsi tim transisi Joko Widodo (Jokowi) yang merencanakan perampingan kabinet patut dipertimbangkan.

Tapi sebelum memutuskan, ia menyarankan agar melakukan melakukan riset sebelum perampingan kabinet. Ini mengingat waktu jelang pelantikan yang sudah dekat. 

Selain masalahan waktu, katanya, tim transisi Jokowi juga harus memikirkan struktur penggabungan kementerian yang tidak mudah.

Karena untuk menggabungkan beberapa kementerian menjadi satu juga diperlukan komunikasi dengan beberapa kementrian yang sudah ada. Bia juga melibatkan menteri lama sampai dirjen. Sehingga diperlukan riset khusus.

Sebagai contoh, ia menyebut Singapura dan Amerika Serikat yang hanya memiliki 16 kementerian. Itu artinya jumlah kementrian yang sedikit pun juga bisa untuk menjalani pemerintahan.

"Untuk Indonesia memang alangkah lebih baik jika dirampingkan. Namun untuk sistem perampingan dan merger harus dilakukan riset mendalam terlebih dahulu," ujar Yunarto  saat dihubungi Republika Selasa (26/8).

Ia menambahkan, seharusnya penolakan terhadap opsi perampingan kabinet tak perlu dilakukan. Karena proses perubahan struktur tidak usah diharamkan. 

Apalagi mengingat perubahan jumlah kementerian pernah terjadi di Indonesia sebelumnya. 

"Saya tidak mengatakan kalo kabinet ramping perlu atau tidak perlu. Tapi tetap harus dilakukan riset mendalam, dimatangkan strukturnya terlebih dahulu. Baru akhirnya menentukan nama kementrian," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement