REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sejumlah kader PKB mengincar posisi sekjen dalam muktamar yang akan digelar akhir Agustus ini. Mereka adalah Ketua DPP PKB Marwan Ja'far, Ketua DPP PKB Hanif Dhakiri, Sekjen saat ini Imam Nahrawi, dan sekretaris Muktamar Jazilul Fawaid.
Perhelatan lima tahunan ini diprediksi akan tetap mengukuhkan A Muhaimin Iskandar sebagai ketum partai yang lahir dari rahim Nahdhatul Ulama (NU) itu. Posisi sekjen menjadi panas, karena diprediksi yang memegang posisi tersebut berpotensi menjadi ketum periode 2019-2024.
Kader PKB yang menjadi menteri di kabinet Jokowi juga berpotensi menggantikan cak Imin pada 2019 nanti. Wasekjen PKB, Daniel Johan, membenarkan nama-nama tersebut berpotensi menjadi sekjen. "Mereka berpotensi," papar Daniel, di Jakarta, Rabu (27/8).
Nama-nama itu muncul dari DPC dan sayap partai, seperti Gemasaba dan Garda Bangsa. Kader yang berada disana memandang petinggi partai tersebut layak menempati posisi kedua di PKB. Namun, kata Daniel Johan, DPP PKB takkan campur tangan terhadap pencalonan dan pemilihan Sekjen.
“Untuk pemilihannya kami serahkan kepada sekitar 510 pemilih atau yang punya hak suara saat Mukernas. 505 DPC dan 5 suara lagi dari luar negeri,” katanya.
Mereka semua memiliki kemampuan manajerial dan memimpin, sehingga layak duduk di kursi Sekjen. Imam Nahrawi saat ini menjabat sebagai sekjen PKB. Walau baru menjabat beberapa tahun, katanya, Imam bagus dalam menjalankan roda kepartaian.
Sedangkan Marwan Ja'far, saat ini menjabat sebagai Ketua Fraksi PKB DPR RI sekaligus salah satu Ketua DPP PKB. Hanif juga menjabat sebagai ketua DPP PKB dan sekretaris fraksi PKB. Sedangkan Jazilul, saat ini sebagai wakil sekjen dan sekretaris OC Muktamar PKB.
Dia berharap, siapapun yang terpilih jadi Sekjen, mampu membawa PKB lebih baik lagi dan kembali menambah kekuatan partai di Pemilu 2019. Muktamar PKB yang akan digelar di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur pada 31 Agustus hingga 1 September 2014. Perwakilan PKB dari seluruh Indonesia akan berdatangan ke kota pahlawan itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika