REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Achmad Syalaby Ichsan
Owen memastikan, naskah tersebut adalah naskah Alquran. Hanya, Owens mengaku, pengetahuannya tentang naskah dan nomor 11 di dalamnya masih menjadi misteri.
"Apa yang kami lakukan adalah memotretnya sebanyak mungkin dan mengirimkan e-mail kepada orang yang tertarik". Alhasil, sejarah dari sobekan halaman Alquran tersebut belum diidentifikasi.
Dia menjelaskan, naskah tersebut berasal dari Melbourne. Naskah tersebut kemudian dijual kepada Bargain Hunt dengan harga murah.
Tanpa melakukan analisis forensik, Owen mengungkapkan, tak mungkin mengetahui kapan naskah tersebut dibuat.
"Bisa dari abad ke-16 atau abad ke-14 atau bahkan dari abad ke-18. Tapi, naskah ini dipastikan tak mungkin berasal dari 50 atau 100 tahun lalu,"ujarnya.
Pada saat ditemukan naskah tersebut tidak pada kondisi yang baik. Naskah itu bahkan terletak dalam sebuah bingkai yang berharga hanya tiga dolar AS.
Dia mengungkapkan, beberapa bulan lalu, seorang pria datang ke Bargain Hunt dengan sebuah lembaran Alquran.
Dia telah membelinya dari sebuah tempat pelelangan dari pantai tengah senilai 10 dolar AS. Kepada pria itu, Owens mengungkapkan, naskah itu bisa berharga belasan atau ratusan dolar AS.
Ini bukan pertama kalinya Bargain Hunt menjual naskah Alquran senilai puluhan ribu dolar AS. Beberapa bulan lalu, manuskrip Alquran berbahasa Persia terjual 29 ribu dolar AS usai mendapatkannya dari pelelangan di Pantai Tengah dengan nilai hanya 10 dolar AS.