Rabu 27 Aug 2014 20:36 WIB

Inilah Alasan Mengapa Badan Wakaf Alquran Didirikan

CEO and Founder Badan Wakaf Alquran (BWA) Heru Binawan.
Foto: Dok BWA
CEO and Founder Badan Wakaf Alquran (BWA) Heru Binawan.

REPUBLIKA.CO.ID, "Alquran bisa diwakafkan?" ungkap CEO and Founder Badan Wakaf Alquran (BWA) Heru Binawan menirukan pertanyaan seorang temannya penuh keheranan saat mengetahui sejumlah ustaz dan intelektual Muslim mendirikan BWA pada 2005 lalu.

“Karena ketika mendengar kata ‘wakaf’, yang tebersit di benaknya adalah sebidang tanah yang diserahkan secara suka rela tanpa konpensasi uang atau materi untuk dijadikan masjid ataupun jalan. Tidak terbayang sama sekali bahwa Alquran pun dapat diwakafkan,” ungkap Heru, Senin (25/8) di Kantor BWA, Jalan Tebet Timur Dalam I Nomor 1 Jakarta Selatan.

Padahal, lanjutnya, wakaf adalah menahan benda milik seseorang dan menyedekahkan kemanfaatan dari benda tersebut di jalan yang tidak diharamkan Allah SWT. Atau dengan kata lain, seseorang ‘meminjamkan’ sesuatu kepada pihak lain untuk dimanfaatkan tanpa perlu dikembalikan.

Nah, benda tersebut bisa apa saja. Bisa sebidang tanah, bisa Alquran atau benda-benda lainnya yang dzatnya mubah (tidak haram) dan sangat bermanfaat bagi orang yang menggunakannya.

“Wakaf juga hukumnya sunah dan merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yang sangat disukai dan dianjurkan dalam Islam,” terang Heru.

Wakaf Alquran

Bagi kaum Muslim yang berada di perkotaan tentu sangat mudah menemukan Alquran. Namun, bagi mereka yang berada di pelosok Nusantara, Alquran merupakan barang yang langka. Memang pada umumnya mereka tergolong dhuafa yang tidak memiliki uang untuk keperluan sehari-hari.

Tetapi masalahnya ternyata lebih dari itu, mereka yang memiliki uang seharga satu mushaf Alquran pun ternyata tidak bisa dengan mudah mendapatkan kitab suci tersebut. Karena untuk mencapai satu toko buku terdekat saja biasanya mereka harus melewati lembah dan ngarai serta mendaki satu atau dua anak gunung yang jauhnya hingga berpuluh kilometer.

Walhasil, kehadiran Alquran di tengah-tengah hidup mereka menjadi hal yang langka. Padahal, Alquran merupakan pedoman untuk keselamatan hidup manusia di dunia ini bahkan sampai ke akhirat kelak.

Melihat betapa pentingnya fungsi Alquran itu, Heru bersama sejumlah ustaz dan intelektual Muslim lainnya pun berinisiatif menjadi fasilitator antara kaum Muslimin di perkotaan yang hendak mewakafkan Alquran dengan kaum Muslimin di pelosok yang sangat membutuhkannya dengan mendirikan BWA.

Melalui program Alquran Road Trip maka BWA melakukan survei ke pesisir pantai, puncak gunung, dan juga tengah hutan untuk bersilaturahim dan mendata kaum Muslimin yang akan menerima wakaf. Lalu BWA pun menyajikan data tersebut kepada calon wakif (orang yang berwakaf).

Melalui proyek Alquran ke lokasi yang telah ditentukan, Alquran yang wakif wakafkan pun didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan. Sejak saat itu pahala untuk wakif terus mengalir, meski wakif telah meninggal dunia selama Alquran yang diwakafkan masih mereka gunakan.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang program Wakaf Alquran dan Pembinaan (WAdP) dan program-program lainnya yang ditawarkan BWA, silakan klik www.wakafquran.org.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement