REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Hakim Ekuador menghukum enam perwira polisi masing-masing 12 tahun penjara, Selasa, karena berusaha membunuh Presiden Rafael Correa dalam pemberontakan pada 2010.
Pemberontakan berdarah itu menewaskan 10 orang dan mencederai 274 orang lain. Dalam pemberontakan yang meletus menyangkut pemotongan bonus itu, para perwira yang memprotes mengepung Coreea selama 12 jam di dalam sebuah rumah sakit tempat ia mengungsi.
Aksi tersebut menewaskan salah seorang pengawal Correa dan menembaki mobil lapis bajanya ketika ia akhirnya diselamatkan oleh kesatuan elit penyelamatan.
Para perwira polisi itu dihukum pada Agustus. Seluruhnya, 40 orang kini telah dihukum karena terlibat dalam pemberontakan itu.
Saat terjadi pemberontakan itu, Correa --seorang sosialis yang berkuasa sejak tahun 2007-- menyalahkan pemberontakan itu pada para pendukung Lucio Gutierrez, seorang mantan kolonel angkatan darat yang menjadi presiden tahun 2003-2005, dan mengatakan polisi yang memberontak itu ingin melakukan kudeta.