REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Seorang dokter menangani Ebola tewas di Sierra Leone akibat terinfeksi penyakit tersebut. Kematian dokter tersebut dikonfirmasi pejabat pemerintah di negara itu, Rabu (27/8).
Para petugas medis mencoba mengetahui bagaimana dokter yang belum diketahui identitasnya tersebut dapat terinfeksi virus ebola. Identitas dokter itu hingga kini belum diungkapkan secara jelas oleh pihak berwenang karena alasan keamanan.
Dokter yang terinfeksi ebola itu sebelumnya dilaporkan mendapat penanganan di sebuah rumah sakit di Hamburg, Jerman. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, dokter tersebut berasal dari Senegal dan terinfeksi ebola saat ia tengah bekerja sebagai konsultan kesehatan untuk sebuah instansi di Sierra Leone.
WHO mengatakan kasus kematian dokter ini, menjadi hal sangat mengkhawatirkan. Kesehatan para tenaga medis adalah hal yang sangat utama dan penting, agar penanggulangan virus ebola yang terus menginfeksi banyak orang di Afrika Barat dapat berjalan lancar.
"Jika banyak pekerja medis di Afrika Barat terinfeksi ebola, hal ini akan membuat pekerja lainnya tidak mau datang untuk menangani para pasien. Ini sangat membahayakan keadaan disana," ujar juru bicara WHO, Christy Feig dalam sebuah pernyataan, dilansir The Guardian, Rabu (27/8).
Hingga saat ini, WHO menyatakan telah menarik keluar tim medis dari Kota Kailahun di Sierra Leone. Hal ini diakibatkan, para pekerja medis tidak mampu lagi menanggulangi pasien yang terjangkit ebola, setelah mengelami kelelahan dan stress.
Selain itu, adanya rekan mereka yang terinfeksi ebola, membuat para pekerja medis dari WHO khawatir mereka telah melakukan kesalahan.
Wabah ebola telah menewaskan sebanyak lebih dari 1400 orang di empat negara, di Afrika Barat sejak menyebar pertama kali di dalam wilayah itu, Februari lalu. Negara-negara ini diantaranya Liberia, Guinea, Sierra Leone, dan Nigeria.