REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Ketekoran Manajemen Persip mencapai Rp 400 juta karena kesebelasannya kurang berprestasi ketika mengikuti kompetisi Divisi Utama 2014.
CEO Persip Budi Setiawan mengatakan penyebab ketekoran dana ini adalah prestasi yang diraih tim kesebelasaan kebanggan masyarakat Pekalongan kurang maksimal selama mengikuti kompetisi Divisi Utama.
"Animo penonton cenderung menurun saat Persip bertanding di kandang sendiri sehingga pendapatan yang diperoleh manajemen dari sektor penjualan tiket tidak sesuai yang diharapkan bahkan kami harus tekor saat tim berjuluk Laskar Kalong ini bertandang," katanya di Pekalongan, Kamis (28/8).
Menurut Budi, meski tekor, manajemen Persip mengapresiasi terhadap para pemain karena tim "Laskar Kalong" masih mampu bertahan di kancah persepakbolaan nasional, yaitu pada level Divisi Utama.
"Secara segi keuangan kami memang kekurangan tetapi para pemain masih mempunyai semngat tinggi agar Persip tetap bertahan di Divisi Utama," ujar Budi.
Presiden Direktur Persip Pekalongan, Basyir Achmad mengatakan pengurus akan berusaha mencari anggaran yang masih ditanggung manajemen Persip dengan menghubungi sejumlah pengusaha untuk membantu kesulitan keuangan.
"Jika dana sudah ada maka kami akan memprioritaskan dahulu pada gaji pemain. Bagaimanapun mereka telah berjuang untuk mencapai prestasi terbaik meski hasilnya sempat terseok-seok," katanya.
Budi mengatakan permasalahan tekornya keuangan yang harus ditanggung manajemen Persip tidak terulang lagi pada kompetisi divisi utama tahun mendatang.
"Kami akan berusaha menyiapkan modal dana sebelum kompetisi divisi utama dimulai. Oleh karena, kami minta para pengusaha bisa ikut membantu pendanaan Persip," katanya.