REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 80 persen sampah di Kabupaten Sukabumi belum dimanfaatkan. Pasalnya, pemerintah setempat masih terkendala dengan teknologi pengelolaan sampah. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sukabumi Daden Gunawan mengatakan, baru sekitar 20 persen sampah yang bisa dimanfaatkan.
‘’Ke depan, kami ingin mengolah sampah dengan lebih baik,’’ ujar dia, dalam pertemuan dengan perwakilan parlemen Jepang dan pimpinan Organization for Industrial Spiritual Cultural Advancement ( OISCA), Rabu (27/8).
Oleh karena itu kata Daden, pemkab meminta bantuan dan kerjasama dengan Jepang dalam pengelolaan sampah. Sehingga sampah yang ada dapat digunakan untuk hal yang positif. Hal senada disampaikan Bupati Sukabumi Sukmawijaya.'’Kita memerlukan teknologi yang bagus namun murah dalam menangani sampah,’’ ujar dia.
Menurut Sukmawijaya, pengelolaan sampah memang menjadi permasalahan tersendiri di daerah. Penanganannya pun harus memerlukan kerjasama salah satunya dengan negera Jepang melalui lembaga OISCA.
Ia mengatakan, pengelolaan sampah yang baik dapat menguntungkan suatu daerah. Selain masalah sampah, pemkab juga mendorong meningkatnya kecintaan warga khususnya generasi muda dalam menanam dan memelihara pohon. Sukmawijaya mengatakan, pemkab telah memasukkan materi pendidikan lingkungan hidup di sejumlah sekolah.
Harapannya kata Sukmawijaya, para pelajar sejak dini sudah mencintai pohon dan lingkungan. Sehingga pada saat dewasa nanti mereka akan memperhatikan masalah lingkungan.Salah seorang guru di SMAN Parungkuda Kecamatan Parungkuda Ade Rustandi mengatakan, pendidikan lingkungan hidup sudah diterapkan di sekolahnya.
Misalnya dengan menggiatkan penanaman pohon dan membiasakan gerakan membuang sampah pada tempatnya.