REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Normalisasi pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berbuntut pada ancaman konsumsi melebihi kuota. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap konsumsi tidak melebihi kuota 46 juta kiloliter (kl).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, diharapkan konsumsi tetap sesuai kuota yang telah ditentukan. ''Kita optimistis kuota tetap bisa dijaga saja,'' kata dia kepada Republika, Kamis (28/8) sore.
PT Pertamina memprediksi dengan normalisasi pasokan kuota BBM bersubsidi bisa terlampaui. Diperkirakan, konsumsi bisa berlebih 1,35 juta kl dari pagu, 46 juta kl.
Susilo mengaku, belum mengetahui mekanisme pembayaran apabila konsumsi BBM bersubsidi melebihi 46 juta kl.
Senior Vice President Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko mengatakan, target peralihan konsumsi BBM bersubsidi ke BBM nonsubsidi sebesar 50 persen. Kenyataannya, peralihan hanya mencapai 10 persen. Artinya, program pengendalian BBM bersubsidi tak berjalan secara efektif dan efisien.