REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara pemasok Mutiara Laut Selatan atau South Sea Pearl (SSP) terbesar di dunia.
"Sejak 2005 Indonesia telah menjadi negara produsen South Sea Pearl terbesar di dunia dengan memasok 43 persen kebutuhan dunia," ujar Saut dalam peresmian Yayasan Mutiara Laut Indonesia di Jakarta, Kamis.
Saut juga memaparkan bahwa dari sisi nilai perdagangan, Indonesia menempati urutan kesembilan dunia.
SSP asal Indonesia memiliki nilai expor lebih dari 29 juta dolar AS, atau 2,07 persen dari total nilai ekspor seluruh jenis mutiara di seluruh dunia.
Negara tujuan ekspor mutiara Indonesia adalah Jepang, Hongkong, Australia, Korea Selatan, Thailand,, Swiss, India, Selandia Baru, dan Perancis.
Secara kuantitas SSP asal Indonesia memang lebih unggul dibandingkan dengan negara produsen SSP lainnya, kendati demikian kualitas SSP asal Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara penghasil SSP lainnya.
"Ini karena dari segi teknologi, kita masih kalah dari negara penghasil SSP lainnya," jelas Saut.
Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan optimistis dapat meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas SSP asal Indonesia, sehingga mampu mendongkrak nilai ekspor.
Negara produsen SSP yang mendominasi pasar dunia hingga saat ini adalah Indonesia, Australia, Filipina, dan Myanmar, dengan produksi per tahun mencapai 10 hingga 12 ton.
Indonesia merupakan penghasil SSP yang berasal dari kerang Pinctada maxima, baik dari alam maupun hasil budidaya. Adapun sentra budidaya Pinctada maxima di Indonesia tersebar di wilayah Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.