Jumat 29 Aug 2014 06:57 WIB

Sekjen PPP: Ini Suhardi yang Saya Kenal

Ketua Umum Partai gerindra Suhardi
Foto: izoruhai.wordpress.com
Ketua Umum Partai gerindra Suhardi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Kamis (28/8) pukul 21.35 WIB. Ia meninggal karena penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.

Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M Romahurmuziy menyatakan berduka cita atas kematian Suhardi. Ia pun menceritakan pengalamannya saat bersama dengan almarhum.

Sekitar awal Ramadhan lalu, katanya, PPP tergabung dalam Koalisi Merah Putih bersama dengan Gerindra. Mereka terjadwal mendampingi Hatta Rajasa berkampanye ke NTB dan dilanjutkan ke NTT. 

"Dengan terengah-engah sosok bersahaja itu turun dari ojek yang mengantarkannya dari terminal bus Kampung Rambutan ke Bandara Halim PK. Sosok yang kini telah meninggalkan kita selamanya itu, adalah Prof Suhardi atau sering saya menyebutnya, pak Hardi," katanya kepada ROL, Jumat (29/8).

Awalnya, kata politikus yang kerap disebut Romi itu, nama Pak Hardi ada dalam daftar orang yang harus berangkat. Namun berdasarkan info panitia, beliau hari sebelumnya tengah kampanye di Jateng. 

Mengingat awal Ramadhan biasanya memang kereta api ke Jakarta penuh dengan orang kembali dari nyadran (ziarah makam). Karenanya, Pak Hardi memutuskan naik bus malam. 

Yaitu turun di Purwokerto dan di Cirebon. "Melihat pakaian putih beliau yang lusuh, saya tanyakan, 'Pak Hardi kok seperti kehujanan?'. 'Betul, mas. Dua kali waktu nyegat bus di Tegal'," katanya.

Romi pun mengenang Suhardi sebagai sosok yang bersahaja, rendah hati, pekerja keras dan egaliter. Sebagai ketua umum partai yang tengah menanjak, ia malah hampir selalu tanpa ajudan. Namun penuh dengan ilmu dan kearifan. 

"Tidak jarang sikap keingintahuan beliau yang sudah guru besar itu dengan mudah menanyakan kepada kita-kita atas apa yang beliau tidak tahu," paparnya.

Tak hanya itu, ujar Romi, keteguhan Suhardi yang juga turut menyumbang tersemangatinya soliditas Koalisi Merah Putih.

Saat kampanye di Solo, cerita Romi, dengan fasih Suhardi menguraikan filosofi kepemimpinan Jawa yang didasarkan atas asta brata atau delapan keteladanan. Lagi-lagi, itu menggambarkan luasnya wawasan yang bukan hanya melulu di bidang kehutanan digeluti.

"Kini sosok pendiam yang teguh pendirian itu telah tiada. Namun kebersahajaannya yang semakin langka dari wajah politik nasional, akan terus bernilai." 

"Saya termenung, terkejut dan sedih, sesaat tiba di RSPP malam ini. Beliau menghembuskan napas terakhirnya. Allah SWT kembali memanggil hamba yang dikasihi-Nya, di tengah keluarga tercinta mengelilinginya. Selamat jalan prof, semoga jalanmu dilapangkan-Nya," papar Romi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement