Jumat 29 Aug 2014 09:17 WIB

Jika Merdeka, Skotlandia Dilarang Gunakan Poundsterling

Rep: Elba Damhuri/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera Skotlandia
Foto: IST
Bendera Skotlandia

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH-- Skotlandia akan menggelar referendum pada 18 September ini untuk memilih tetap bergabung dengan Inggris Raya atau menjadi negara merdeka. Jika merdeka, Skotlandia sudah diperingatkan Inggris untuk tidak menggunakan mata uang bersama, yakni poundsterling.

Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengatakan pihaknya sudah dinasihati para ahli keuangan bahwa zona poundsterling antara Inggris dan Skotlandia tidak mungkin bisa terwujud. Pemaksaan mata uang sama tersebut, kata Osborne, hanya akan merusak perekonomian kedua negara.

"Mata uang bersama ini tidak akan bekerja dengan baik, tidak stabil, dan merusak kedua negara," kata Osborne di Edinburgh, Kamis (28/8), seperti dikutip Guardian.

Setelah mendapat penjelasan atas dampak penggunaan mata uang bersama jika Skotlandia merdeka, Osborne menyatakan dirinya sebagai menteri keuangan tidak merekomendasikan adanya poundsterling antara Inggris Raya dan Skotlandia merdeka.

Ia menegaskan masyarakat Inggris Raya harus tahu bahwa mata uang bersama tidak akan berfungsi. Pilihannya kini ada pada rakyat Skotlandia, apakah masih ingin merdeka atau tetap bersatu dengan Inggris Raya bersama Wales dan Irlandia Utara.

Sekitar tiga juta rakyat Skotlandia akan mmenggunakan hak pilihnya pada referendum merdeka atau tetap bersatu dengan Inggris Raya pada 18 September mendatang. Polling terkini menyebutkan 47 persen rakyat Skotlandia masih ingin bersatu dengan Inggris sementara 33 persen ingin merdeka.

Menteri Pertama Skotlandia Alex Salmond menjadi tokoh utama gerakan "yes" untuk kemerdekaan Skotlandia --yang telah bergabung dengan Kerajaan Inggris sejak tahun 1700-an. Sementara, mantan petinggi otoritas keuangan Inggris, Alistair Darling, yang juga orang Skotlandia, menjadi tokoh utama mengajak rakyat Skotlandia tetap bersama Inggris.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement