REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat olah tempat kejadian perkara (TKP), penyidik Polres Metro Kepulauan Seribu menemukan ada genangan bahan bakar di sekitar tangki penampung bahan bakar dalam tubuh Kapal Paus milik Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta yang meledak pada 27 Agustus lalu.
"Saat olah TKP (ditemukan) ada kabel bekas sambungan namun penyambungan tidak sempurna, diduga ada gesekan yang mengakibatkan percikan api, dan menyambar genangan bbm di situ," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jumat (29/8).
Dikatakannya, penyidik juga telah memeriksa dua penumpang, nahkoda yang bernama Abdullah, empat orang ABK. Penyidik juga berencana untuk melakukan pemeriksaan terhadap teknisi dari pelabuhan.
"Pemeriksaan di Labfor (Laboratorium Forensik) Mabes Polri sudah selesai, rencana, Selasa (2/9) kita (tim Labfor) akan ke lokasi untuk mengecek bongkar mesin," ujar Rikwanto.
Menurutnya, korban-korban yang mengalami luka bakar, lantaran tidak mengetahui dan sadar ada api. Saat api mulai membesar dan menyerang seluruh badan kapal, para penumpang yang terjebak ditengah tak bisa menyelamatkan diri. Para penumpang mulai berhamburan ke air karena terkena semburan api.
Seperti diketahui sebelumnya, Kapal Paus milik Dishub DKI Jakarta meledak di Perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara, Rabu (27/8) , sekitar pukul 10.00 WIB. Tiga puluh orang termasuk 11 anak buah kapal, dilaporkan mengalami luka bakar.
Ledakan di Kapal Paus berasal dari percikan api di ruang mesin dan akhirnya merembet ke seluruh badan kapal. Korban luka-luka awalnya dilarikan ke RS Pramuka, namun langsung dirujuk ke RS Koja.
Kapal Paus tersebut dalam perjalanan dari Kali Adem, Muara Angke menuju Pulau Pari, Pulau Lancang dan Pulau Kelapa. Namun pukul 10.10 WIB, di perairan Pulau Gosong Sekati, Kelurahan Pulau Panggung, Kepulauan Seribu Utara, kapal meledak.