REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua African Parliamentarians’ Network Against Corruption (APNAC) sekaligus Wakil Ketua Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) Osei Kyei-Mensa-Bonsu mengatakan, Indonesia telah berperan besar dalam gerakan pemberantasan korupsi.
“Tak hanya bekerja secara ekstensif di wilayahnya, Indonesia bertujuan menjadi pemimpin (gerakan anti korupsi) di dunia internasional. Karena itu (Indonesia) menjadi tuan rumah Konferensi Global Dewan Pemberantasan Korupsi pada musim panas 2015,” kata Bonsu dalam rapat dewan bersama delegasi Southest Asian Parliamentarian Against Corruption (SEAPAC) di Intercontinental MidPlaza Hotel, Jakarta Kamis (28/8) kemarin.
Peran Indonesia dalam pemberantasan korupsi di tingkat ASEAN juga ditunjukkan dengan keterlibatan Ketua DPR RI Marzuki Alie sebagai Ketua SEAPAC. Sayangnya, dalam pertemuan kemarin, Marzuki Alie yang dijadwalkan akan membuka acara tersebut berhalangan hadir. Ia digantikan oleh Wakil Ketua DPR RI Shohibul Iman.
Dalam kesempatan tersebut, Bonsu menjelaskan tentang bahaya besar tindak korupsi terhadap kehidupan sosial. Korupsi, kata Bonsu, adalah perbuatan dosa bagi umat beragama. Ia juga menunjukkan data Bank Dunia tentang korupsi yang terjadi di seluruh dunia.
