REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Pendirian SMA baru di Depok, Jawa Barat yang tidak dibarengi dengan persiapan sarana dan prasarana membuat proses belajar mengajar (PBM) sedikit terkendala. Kendati demikian, hal tersebut tidak menurunkan semangat siswa untuk bersaing dengan sekolah favorit.
Ketua kelas IPS A SMA 11 Depok, Muhammad Adina Akhtar (15), tidak khawatir akan kalah saing dari SMA favorit seperti SMA 1 Depok. Dia percaya, kualitas siswa yang baik tidak lahir dari fasilitas semata.
Dia percaya, fasilitas hanyalah alat penunjang untuk peningkatan kualitas. “Tergantung siswanya, mau belajar apa nggak,” ujar Akhtar kepada Republika, di SMA 11, Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (29/8).
Siswa yang bercita-cita menjadi politisi ini mengaku berencana akan membuat kelas debat di sekolahnya. Menurut dia kelas debat dapat membantu dia dan teman-temannya untuk lebih matang dalam komunikasi publik dan meingkatkan prestasi di bidang sosial.
Cita-cita Akhtar tidak terpengaruh oleh kurangnya fasilitas yang ada di sekolahnya. Dia memahami, minimnya fasilitas di sekolahnya merupakan sebuah kewajaran untuk sekolah baru. “Wajar sih, fasilitas kurang, sekolahnya kan baru berdiri,” kata Akhtar.
Keinginan Akhtar mendapat mendapat tanggapan positif dari teman sekelasanya, Oktavia mega (15). Mega berpendapat fasilitas yang kurang, bukan alasan untuk kalah dari sekolah lain.
Dia optimistis, kemauan yang kuat dari dia dan teman-temannya dapat menutupi kekurangan fasilitas di sekolahnya. “Pasti bisa asal mau belajar,” kata Mega.