REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajah DPR dan DPD periode 2014-2019 diperkirakan tidak akan lebih baik dibandingkan parlemen periode sekarang. Komposisi caleg terpilih dikhawatirkan tidak akan meningkatkan kinerja parlemen.
"Wajah DPR nanti kalaupun bisa sama dengan DPR periode 2009-2014 saja sudah bagus. Tapi dari komposisinya, agak mengkhawatirkan ada kemungkinan lebih buruk," kata pemerhati pemilu legislatif, Harun Husein, dalam diskusi bertajuk 'Wajah Baru Parlemen, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/8).
Harun mengatakan, komposisi anggota DPR yang akan dilantik pada 20 Oktober nanti terdiri atas 243 calon petahana. Sementara 56 persen atau 317 orang sisanya merupakan wajah baru. Untuk anggota DPD, 70 persen diantaranya merupakan pendatang baru.
Kinerja DPR yang paling mudah diukur, menurutnya adalah kinerja legislasi. Dengan komposisi caleg terpilih tersebut, Harun memperkirakan kinerja legislasi parlemen nanti tidak akan lebih baik.
Menurut dia, ada dua persoalan hulu yang memungkinkan anggota DPR nanti tidak bisa bekerja lebih optimal. Pertama, proses rekruitmen dan kaderisasi dari parpol yang mencalonkan mereka. Pemilu legislatif 2014 didominasi oleh catatan buruk tentang tingginya politik transaksional.
Kedua, lanjut Harun, sistem proporsional terbuka. Yang mau tidak mau membuat partai politik lebih mengutamakan caleg dengan tingkat keterpilihan lebih tinggi. Sayangnya, caleg-caleg tersebut didominasi oleh caleg yang lebih mengutamakan popularitas dan uang. Sementara calon dengan kerja politik bagus malah tersingkir.