Jumat 29 Aug 2014 21:52 WIB

Kiev Beri Persetujuan Baru Konvoi Bantuan

Konvoi bantuan kemanusiaan Rusia.
Foto: EPA/Yuri Kochetkov
Konvoi bantuan kemanusiaan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ukraina telah memberikan "persetujuan prinsip" bagi pengiriman konvoi bantuan kemanusiaan kedua ke wilayah bagian timur Ukraina yang dilanda konflik, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Jumat.

"Dua hari lalu kami menerima nota dari Kementerian Luar Negeri Ukraina yang menyatakan persetujuan prinsip atas proposal bagi pengiriman bantuan kemanusian Rusia ke wilayah timur," kata Lavrov dalam jumpa pers di Moskow.

Dia menyatakan perutusan penguasa Ukraina, pemberontak, Rusia dan OSCE akan menyetujui rincian pengiriman bantuan dalam konvoi " dalam beberapa hari lagi".

Rusia bermaksud "menyetujui semua prosedur dengan pihak Ukraina, dengan keterlibatan Palang Merah Internasional", tambahnya.

Rusia mengirim konvoi bantuan pertama lebih 200 truk, berisi meneurut Moskow, 1.800 ton bantuan pangan, ke Ukraina sepekan lalu tanpa persetujuannya dengan Kiev dan tanpoa pantauan Palang Merah.

Kiev mengutuk langkah itu sebagai "invasi langsung".

Dari Brussels, Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen mendesak Rusia Jumat untuk menghentikan aksi-aksi militer "ilegal" di Ukraina, dengan menuduhnya melakukan upaya "berbahaya" membuat tetangganya tak stabil.

"Kami mengecam keras upaya terus-menerus Rusia yang tak memperhatiakn kewajiban internasional," kata Rasmussen setelah sidang darurat NATO mengenai krisis tersebut.

Rasmussen mengatakan kendati "ada sanggahan" dari Rusia, jelas bahwa pasukan dan senjata Rusia masuk ke wilayah bagian timur Ukraina, tempat para pemberontak pro Moskow bertempur melawan pasukan pemerintah selama empat bulan.

"Ini bukan aksi yang berdiri sendiri tetapi bagian dari pola bahaya selama berbulan-bulan untuk membuat Ukraina tak stabil sebagai negara berdaulat," kata dia.

Kepala NATO itu menyebut masuknya tentara Rusia yang dituduhkan merupakan "eskalasi serius dari agresi militer Rusia terhadap Ukraina".

"Kami mendesak Rusia menghentikan aksi-aksi militer ilegalnya, menghentikan dukungan bagi para pemberontak bersenjata, dan mengambil langkah-langkah segera untuk menurunkan ketegangan dalam krisis ini," kata dia.

Kiev dan Barat telah menuduh tentara Rusia berada di balik satu serangan cepat. Para pemberontak menguasai sejumlah wilayah dari pasukan pemerintah Ukraina.

NATO Kamis menyatakan Rusia mengirim sedikitnya 1.000 serdadu ke dalam wilayah Ukraina, bersama dengan sistem pertahanan udara, artileri, tank dan kendaraan lapis baja, serta telah mengerahkan 20.000 serdadu dekat perbatasan.

Dalam satu langkah yang tentu membuat marah para bekas majikan Kiev di Moskow, Rasmussen juga mengatakan NATO tidak menutup pintu bagi kemungkinan keanggotaan Ukraina dalam aliansi transatlantik itu.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement