REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Indonesia mengukuhkan rencana pembangunan pabrik mie instan dan pabrik ban di Kazakhstan selain penerbangan langsung kedua negara dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Erlan A. Idrissov.
"Kazakhstan adalah produsen gandum terbesar ketiga di dunia dan pasokannya tentu berlimpah. Rencana waktu itu apakah kita akan impor gandum, tapi agar lebih maju justru perusahaan kita yang berinvestasi di sana," kata Menlu Marty Natalegawa selepas bertemu Menlu Kazakhstan Idrissov di sela-sela Forum Global ke-6 Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAOC) di Nusa Dua Bali, Sabtu.
Menlu Marty menilai basis produksi mie instan Indonesia di Kazakhstan tidak hanya untuk pasar negara itu, tapi juga dapat memasok produk mie instan untuk pasar Asia Tengah.
Selain pabrik mie instan, Indonesia juga berencana membangun pabrik ban khusus untuk musim dingin di Kazakhstan.
"Saat ini masih dalam bentuk produk. Jadi masih berdagang. Mungkin sebagai bagian dari pengenalan produk agar lebih dikenal sebelum berinvestasi di sana. Apakah itu produk mie instan ataupun ban mobil," kata Menlu Marty.
Kedua negara juga merencanakan penerbangan langsung melalui kerja sama kesepakatan layanan udara yang membuka peluang perjanjian ekstradisi dan pariwisata.
"Mereka sebenarnya ingin ekstradisi dan pemulangan warga yang dijatuhi hukuman (sentenced person), tapi ini masih selalu ada kendala karena kita sendiri berlum ada undang-undang nasionalnya," kata Menlu Marty.
Menlu menambahkan Kazakhstan dengan produk domestik bruto mencapai lebih dari 13 ribu dolar AS mempunyai penduduk yang suka bepergian.
"Akan kita coba atasi dengan menjalin suatu kesepakatan layanan udara. Yang kami bayangkan adalah penerbangan langsung dari Almaty ke Denpasar," kata Menlu Marty.
Menlu Kazakhstan Idrissov mengatakan negaranya menikmati hubungan yang terus tumbuh dan semakin cerah dengan Indonesia.