Sabtu 30 Aug 2014 20:15 WIB

Militer Lesotho Kuasai Markas Besar Polisi dalam Usaha Kudeta

Lesotho
Foto: [ist]
Lesotho

REPUBLIKA.CO.ID, MASERU -- Militer Lesotho menduduki markas besar polisi di kerajaan kecil Afrika itu pada Sabtu pagi, kata seorang menteri pemerintah kepada AFP, menyebut tindakan itu sebagai satu usaha kudeta.

Angkatan bersenjata, pasukan khusus Lesotho telah menduduki markas besar polisi," kata menteri olahraga dan pemimpin Partai Nasional Basotho Thsele Maseribane.

"Komandan (militer) mengatakan ia sedang mencari saya, perdana menteri dan wakil perdana menteri untuk membawa kami menghadap raja. Di negara kami, itu adalah satu kudeta," katanya.

Tetapi Maseribane menegaskan Pemerintah Perdana Menteri Tom Thabane masih menguasai negara yang tidak memiliki pelabuhan laut itu, yang terletak dalam bagian timur Afrika Selatan, dan mengatakan perdana menteri "baik-baik saja" tanpa merinci lebih jauh tentang keberadaannya.

Seorang juru foto AFP melaporkan suara tembakan terdengar pada Sabtu pagi, dan mengatakan satu kontingen militer tambahan sedang menjaga kediaman resmi perdana menteri dan tentara melakukan patroli di jalan-jalan ibu kota Maseru.

Baseribane mengatakan ia meninggalkan rumahnya beberapa jam sebelumnya setelah menerima satu peringatan mengenai kemungkinan terjadi keudeta segera.

"Perdana menteri dan saya sendiri masih tetap dalam pemerintah koalisi," katanya.

Dijelaskan, bahaya masih mengintai dan orang-orang yang memiliki senjata-senjata berkeliaran di Maseru.

Ia menuduh Wakil Perdana menteri Mothetjoa Metsing, pemimpin mitra koalisi Kongres Lesotho bagi Demokrasi (LCD) terlibat dalam usaha merebut kekuasaan itu.

"Ada beberapa laporan intelijen bahwa ia ikut serta," katanya.

LCD adalah bagian dari satu koalisi yang rapuh yang memerintah Lesotho sejak pemilu dua tahun lalu. Tetapi frustrasi yang meningkat pada Thabane, partai itu beberapa bulan lalu membentuk satu pemerintah baru dan menggulingkan perdana menteri itu.

Menanggapi tindakan itu, Thabane membekukan parlemen -- dengan restu Raja Letsie III yang memiliki wewenang dalam monarki konstitusional sejak tahun 1996, mengizinkan dia mengelakkan satu pemungutan suara tidak percaya.

Setelah perundingan-perundingan darurat Juni, partai-partai koalisi sepakat untuk melanjutkan tugas bersama mereka.

Metsing tidak dapat segera dihubungi untuk diminta komentar mengenai aksi kekerasan yang terjadi Sabtu itu, tetapi anggota pemerintah LCD lainnya, Menteri Komunikasi Selibe Mochoboroane, tidak mengetahui tentang kejadian di ibu kota itu.

"Saya baru saja mendengar sekarang," katanya kepada AFP.Lesotho sering dilanda krisis politik.

Pada tahun 1986 pemerintah apartheid Afrika Selatan menghasut satu kudeta untuk mencegah negara itu digunakan sebaga pangkalan oleh para pegiat Kongres Nasional Afrika dan kelompok lainnya.

Pada tahun 1998, setelah kerusuhan dalam pemilu, Afrika Selatan dan Botswana melakukan satu invasi yang menyebabkan ibu kota itu porak poranda.

Dalam puluhan tahun belakangan in ada sejumlah usaha pembunuhan politik.

Tetapi dalam pemilu terakhir tahun 2012 yang berlangsung secara damai, dengan tiga partai besar membentuk satu pemerintah koalisi.

Akan tetapi mitra-mitra koalisi menuduh Thabane menjalankan kekuasaan sendiri tanpa berkonsultasi dengan mitra-mitra lain, dan LCD berusaha menggulingkan dia dan membentuk satu pemerintah baru.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement