REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pada 2012 lalu, umat Muslim sempat dikejutkan oleh pembakaran Alquran yang dilakukan seorang pendeta di Amerika Serikat (AS). Semua negara mayoritas Islam, termasuk Iran mengecam keras peristiwa itu.
Pemerintah Iran menyebut aksi itu sangat provokatif, dan meminta pemerintah AS segera bertindak untuk mencegah aksi balas dendam. "Iran mengutuk keras aksi konyol, menghina dan penuh provokasi yang dilakukan oleh seorang pendeta Amerika dalam penodaan Quran." Tegas Menteri luar negeri Iran, seperti dilansir dari BBC, Ahad (31/8).
Pendeta Florida, Terry Jones melakukan aksi tersebut, sebagai protes kepada pemerintah Iran yang memenjarakan seorang pendeta Kristen, Yousef Nadarkhani. Pembakaran itu disiarkan secara online dalam video Youtube yang diakhiri dengan Jones dan sejumlah pengikutnya mengucapkan sumpah setia pada Amerika.
Jones, telah melanggar permintaan Departemen Pertahanan untuk menghentikan aksinya karena dapat mengancam keselamatan pasukan AS di luar negeri. Sebelumnya ia pun pernah melakukan aksi serupa pada Maret 2011 dan aksi itu menyulut kekerasan di Afghanistan Utara yang menewaskan 12 orang.
Kementerian luar negeri Iran mengatakan pembakaran Alquran itu merupakan akibat dari "Islamophobia" di dunia Barat.
Iran berharap pemerintah AS dapat merespon cepat, serius dan jujur. Agar kejadian semacam ini tak terulang lagi, karena dapat memicu kebencian antar agama dan memicu kemarahan umat muslim dil dunia.