REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Beberapa hari usai gencatan senjata Israel dan Hamas diberlakukan, suasana laut Gaza bergeliat kembali. Para nelayan, tak sabar untuk segera melaut.
Ikatan nelayan di Jalur Gaza mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa ada 4.000 nelayan dan 1.000 perahu penangkap ikan di daerah kantung itu. Mereka kekurangan peralatan baru untuk menangkap ikan dan lebih dari delapan tahun mereka telah menghadapi gangguan dari angkatan laut Israel, seperti penembakan terhadap perahu mereka.
"Selama dua hari belakangan, tak ada gangguan dari angkatan laut Israel terhadap nelayan," kata Nizar Ayyash, pemimpin ikatan nelayan di Jalur Gaza, Ahad (31/8). Ia mengaku, selama hari pertama gencatan senjata diberlakukan, nelayan Gaza mampu menangkap 20 ton ikan.
Ia mengatakan ikatannya diberitahu oleh perunding Palestina bahwa sampai pekan depan, nelayan akan bisa pergi menangkap ikan ke daerah sembilan mil dari pantai. Ia menambahkan, "Saya harap dalam waktu satu bulan ke depan, daerah ini akan diperluas jadi 12 mil, lalu ikan akan memenuhi pasar dengan jumlah yang berlimpah."
Ayyash mengeluh bahwa selama perang, nelayan tak bisa melaut. "Mereka harus memberi makan keluarga mereka. Sementara, selama perang banyak perahu pengkapan ikan dihancurkan atau rusak parah akibat bom pasukan laut Israel sedangkan perahu itu berada di pantai Jalur Gaza," ucapnya.
"Enam-puluh perahu penangkap ikan hancur dan 55 ruang di dermaga Jalur Gaza rusak parah akibat bom Israel dan rudal dari jet militer Israel," kata Ayyash --yang menyeru kelompok hak asasi internasional agar terus mendorong Israel agar mengizinkan penangkapan ikan di daerah 12 mil dari pantai guna membantu penangkapan ikan bergairah lagi di daerah kantung pantai tersebut.