REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Bentrokan masih terjadi di Pakistan antara polisi dan pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nawaz Sharif.
Demi mengontrol keadaan, polisi melepaskan tembakan air mata ke pengunjuk rasa yang mencoba berkumpul kembali setelah bentrokan terjadi pada malam sebelumnya di ibu kota Islamabad.
Satu orang tewas dalam insiden ini dan sekitar 300 orang terluka. Pengunjuk rasa yang setia pada kubu oposisi, politisi Imran Khan dan ulama Tahirul Qadri sudah melakukan protes selama dua minggu berturut-turut.
Mereka neminta Sharif mengundurkan diri karena dituduh melakukan korupsi dan kecurangan pemilu. Perdana menteri membantah semua tuduhan itu.
Mengutip BBC, Minggu, (31/8), Kepala polisi Islamabad Khalid Khattak mengatakan, ada 100 pengunjuk rasa telah diamankan saat mereka menuju kediaman resmi Sharif di ibu kota.
Satu tewas dan ratusan lain luka-luka pada bentrokan malam sebelumnya. "Banyak dari mereka membawa kapak, palu, dan alat pemotong. Dan saya yakin mereka juga membawa senjata api walau kami belum melihat langsung," katanya.
Pejabat di rumah sakit Islamabad mengatakan kepada wartawan bahwa banyak orang luka karena oleh gas air, batu dan pentungan. Dilaporkan, salah satu pengunjuk rasa meninggal karena serangan jantung di parit dekat bentrokan, kata Dr Wasim Khawaja, juru bicara rumah sakit.