REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Dewan Kota Austria, Omar al-Rawi, pada 2010, mengecam pernyataan dari dua partai, yang dianggap menghina umat Islam. Ia meminta, kedua partai harus meminta maaf atas perkataannya.
Menurut Omar, partai-partai itu tak mempunyai tujuan lain kecuali mendiskriminasi dan menyebar kebencian pada Islam. Dua partai sayap kanan ekstrim Austria, bahkan menyebut masjid sebagai tumbuhanya Islam radikal dan mendesak larangan migrasi Muslim ke negaranya.
Mengutip Islaophobia Today, Jumat (29/8), kini lebih dari 500 ribu Muslim tinggal di Austria. Kawasan Eropa memang rentan terhadap serangan akibat Islamophobia, terutama dari kelompok sayap kanan ekstrim.
Islamophobia di Eropa muncul dalam berbagai cara. Mulai dari pembuatan film, menggambar karikatur penghinaan, penerbitan buku anti Muslim, hingga larangan hijab bagi perempuan.
Pada 2010, pemerintah Austria juga sempat menghalangi pembangunan masjid baru dan menutup masjid lama dengan alasan, mencegah penyebaran aktivitas kelompok radikal. Hal itu termasuk meningkatkan gelombang baru Islamophobia yang menyebar di Eropa.
Partai sayap kanan ekstrim di Eropa mengemban tugas mengarahkan arus Islamophobia di Eropa. Salah satu politisi sayap kanan Perancis, sejak tahun 2007 menulis buku berjudul Masalah baru Judaisme, yang berisi persatuan kubu nasional Eropa dengan Yahudi.