Senin 01 Sep 2014 11:36 WIB

Ini Kritik Balon Wali Kota Terhadap Kondisi Depok

Rep: c74/ Red: Joko Sadewo
Sejarawan JJ Rizal
Foto: Facebook/JJ Rizal
Sejarawan JJ Rizal

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sejarawan dan pengamat kota JJ Rizal yang mencalonkan diri di Pemilukada Depok, menyampaikan kritik terhadap kondisi Kota Depok.

Ia menyebut saat ini Depok sudah mati jiwa dan raga, karena tidak diurus bahkan salah urus. Berikut penjelasannya.

Baca Juga

1. Ruang terbuka hijau telah hilang karena pembangunan mal dan apartemen. Padahal, menurut dia, Ia mengatakan untuk kota yang penduduknya lebih dari dua juta jiwa Kota Depok sangat minim ruang terbuka hijau.

2. Kota Depok pernah mendapatkan sebagai kota air karena memiliki banyak situ. Namun kini situ-situ yang terdapat di Kota Depok habis menjadi mal dan perumahan.

“Ada beberapa situ yang masih ada seperti situ Cilodong tapi yang mengurusnya Kementerian Perairan, dan situ Pengasinan yang mengurus warga, Pemerintah Kota Depok tidak pernah mengurus situ-situ yang ada di Kota Depok,” ujarnya.

3. Kota Depok juga sangat rawan kecelakaan. Rizal mencontohkan pengalamannya sendiri. Ia pernah terjatuh dari sepeda karena jalan yang berlubang dan penerangan jalan yang sangat kurang.

4. Kota Depok menjadi rawan banjir karena saluran yang tidak benar.

5. Kota Depok telah kehilangan jiwanya sebagai kota yang multikultural. Pemerintah Kota Depok yang mengharuskan makan dengan tangan kanan dengan alasan jatidiri bangsa. Ia sangat menyayangkan hal tersebut.

6. Kota Depok dihuni oleh para dosen, peneliti dan aktivis karena ada Universitas Indonesia sebagai universitas terbesar. Namun peluang ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Pemerintah Kota Depok untuk bekerja sama membangun Kota Depok.

7. Pemerintah Kota Depok hanya ditunjukan untuk satu agama dan golongan tertentu. Hal itu sangat disayangkan. Karena menurut Rizal Kota Depok adalah kota yang sangat multikultural. Ia mencontohkan nama-nama tempat di Kota Depok yang menunjukan hal tersebut.

“Lihat Pondok Cina, di sana ada kata Cina jelas dulu di sana tempat berkumpul orang Tionghoa, di dekat sana ada Belanda Depok, menginterpretasikan Eropa, Kota Depok dari dulu sudah menjadi kota multikultural,” kata Rizal.

8. Beberapa waktu lalu Depok mendapat kota terkorup dari KPK. Hal ini menandakan banyak tindakan korupsi di internal birokrasi Kota Depok. Namun pemerintah Kota Depok seakan-akan tidak menanggapi hal tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement