REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Krakatau Steel Tbk (PT KS) bertekad untuk meningkatkan kapasitas produksi. Direktur Utama PT KS Irvan K Hakim pun menyatakan perseroan mempersiapkan empat strategi untuk mengoptimalkan kinerja perseroan.
Dalam keterangan tertulisnya, Irvan mengatakan manajemen PT KS menerapkan empat strategi untuk memenuhi target tersebut. Perseroan akan meningkatkan daya saing biaya, meningkatkan produk bernilai tambah tinggi, memperbesar kapasitas produksi, dan meningkatkan bisnis non-baja.
Contohnya adalah produsen baja milik negara ini akan membangun lini produksi baru baja lembaran canai panas (hot strip mill II) berkapasitas 1,5 juta ton per tahun. Krakatau Steel juga membangun pabrik baja terpadu hasil kerja sama dengan Posco, yakni PT Krakatau Posco, dengan kapasitas produksi tiga juta ton per tahun. Perusahaan patungan ini memproduksi 1,5 juta ton baja pelat per tahun dan 1,5 juta ton slab untuk bahan baku Krakatau Steel.
Krakatau Steel juga mendirikan pabrik baja profil dan batangan, PT Krakatau Osaka Steel, buah kerja sama dengan Osaka Steel Corporation, dengan kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun. Sebagai langkah peningkatan daya saing biaya, Irvan mengatakan, perseroan membangun pabrik blast furnace dengan teknologi baru bara. Teknologi itu membuat kinerja perseroan kian efisien.
Irvan menyebutkan peningkatan produksi bernilai tambah tinggi dilakukan melalui pembangunan pabrik galvanizing & annealing line, PT Krakatau Nippon Steel Sumikin. Pabrik patungan dengan Nippon Steel Sumitomo Metal Corporation ini akan menghasilkan baja galvanizing dan annealing untuk sektor otomotif. Kapasitas produksinya mencapai 500 ribu ton per tahun.
Menurut irvan, perseroan juga membangun pembangkit listrik tenaga gas dan uap, PT Krakatau Daya Listrik berkapasitas 120 megawatt. Pembangunan pembangkit diharapkan dapat mendiversifikasi usaha PT KS sekaligus memperbesar pendapatan di luar bisnis inti