REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA-- Jumat lalu, Perdana menteri baru Turki Ahmet Davutoglu hari mengumumkan susunan kabinetnya, (29/8). Tepatnya sehari setelah Recep Tayyip Erdogan dilantik menjadi presiden dan resmi menempati Istana Cankaya.
Erdogan bertemu dengan Davutoglu pada Kamis malam dan menugaskannya membentuk Dewan Menteri baru. Davutoglu lalu menyerahkan daftar para pejabat menterinya kepada Erdogan sebelum Jumat tengah hari. Beberapa jam kemudian kantor pers kepresidenan mengumumkan pesetujuannya.
Jika diperhatikan, hanya ada empat nama baru dalam kabinet Davutoglu. Posisi menteri luar negeri yang dibiarkan kosong sejak Davutoglu diajukan sebagai calon perdana menteri kini diisi oleh Mevlut Cavusoglu yang sebelumnya menjabat sebagai menteri urusan Uni Eropa. Posisi yang ditinggalkan Cavusoglu kemudian diisi oleh Volkan Bozkir, ketua komisi hubungan luar negeri di parlemen.
Wakil perdana menteri Besir Atalay dan Emrullah Isler yang sebelumnya mendampingi Erdogan, pada masa Davutoglu ini diganti oleh Yalcin Akdogan dan Numan Kurtulmus. Atalay merupakan tokoh kunci dalam perundingan damai antara pemerintah Turki dengan suku Kurdi, sementera Akdogan yang akan menggantikan tugasnya termasuk orang kepercayaan Erdogan.
Nama baru yang sedikit mengejutkan kemunculannya sebagai menteri adalah Nurettin Canikli yang ditugaskan memimpin kementerian pabean dan perdagangan, menggusur Hayati Yazici. Canikli merupakan wakil ketua faksi AKP, partai Erdogan di Parlemen.
Sedangkan posisi lainnya, tetap dijabat oleh para menteri dan pejabat yang sudah bekerja di tempatnya masing-masing di era akhir pemerintahan Erdogan. Pemerintahan baru itu harus berkerja dengan agenda padat, di mana hanya ada waktu 9 bulan untuk mempersiapkan pemilihan umum legislatif 2015.
Melihat perubahan yang hanya sedikit dalam jajaran menteri dalam pemerintahan baru Turki, yang dikuasai AKP dan bukan merupakan sebuah pemerintahan koalisi, kelompok oposisi menyebutnya sebagai komedi atau lelucon.
“Teater politik dan komedi politik, yang dipentaskan dengan Erdogan sebagai aktor utama, terjadi di depan mata semua orang,” kata Devlet Bahceli, pemimpin partai oposisi Gerakan Nasionalis (MHP), seperti dikutip dari Hurriyet, Senin (1/9).
Menurutnya, susunan kabinet saat ini setiap nama dan posisinya diatur oleh Presiden Erdogan, sedang presiden adalah kepala negara dan bukan kepala pemerintahan. Wakil ketua partai oposisi utama CHP, Sezgin Tanrikulu juga menganggap kabinet baru itu sangat bercanda.