REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengimbau para ulama Iran agar lebih memahami internet dan perkembangan teknologi baru. Hal itu disampaikannya dalam pidato yang disiarkan televisi Iran.
Ia menegaskan, akses internet harus dikuasai oleh setiap generasi muda.
Presiden yang terpilih dalam Pemilu 2013 itu sebelumnya menyatakan tekad untuk memperluas kebebasan media, namun mendapat penentangan kuat dari berbagai pihak.
Mengutip BBC, Selasa, (2/9), pekan lalu, ulama terkenal Ayatollah Makarem Shirazi sempat mengatakan, internet termasuk hal yang 'amoral dan melawan hukum'. Para ulama konservatif menentang layanan internet broadband bergerak. Mereka menilai, berbagai gambar tak pantas bisa saja tersebar dengan mudah lewat internet.
Dalam beberapa pekan terakhir pemerintah telah memberikan izin 3G pada tiga perusahaan, namun menurut para ahli jumlah, orang Iran yang memanfaatkan layanan itu masih rendah.
Meski begitu, pada pidatonya kemarin Rouhani menjelaskan, internet sangat penting demi berhubungan dengan dunia sains. "Kita tak bisa menutup gerbang dunia kepada generasi muda kita," katanya.
Pada 2009, pemerintah Iran di bawah Mahmud Ahmadinejad menghilangkan kebebasan media dan akses internet menyusul gelombang protes terhadap pemerintah.
Saat itu pemerintah Ahmadinejad membungkam sejumlah situs online internasional seperti Facebook, Twitter, Youtube. Kini, Presiden baru Iran membolehkan semua situs tersebut.