REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Peluang eskpor ternak Australia kini tersendat. Ini terjadi sebagai buntut ucapan kasar politisi dan pengusaha Australia Clive Palmer terhadap China belum lama ini.
Dalam acara Q&A di ABC baru-baru ini, Palmer menyebut warga China antara lain sebagai "bajingan". Ucapan tersebut mendapat kecaman luas dari berbagai kalangan di Australia dan Palmer akhirnya menyampaikan permintaan maaf.
Menurut Menteri Utama Australia Barat Colin Barnett pernyataan Palmer ini sekarang membuat momentum bagi ekspor ternak hidup ke China terganggu. Para pengusaha ternak dari Australia Barat sebenarnya berharap akan memulai eskpor ternak ke China dalam waktu tiga atau empat bulan mendatang.
Namun menurut Barnett, ucapan Palmer tersebut sekarang membuat hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat. "Antusiasme dari pihak China sekarang menurun tajam. Mudah-mudahan ini tidak akan berlangsung lama," kata Barnett.
"Tentu saja, kita tidak bisa berharap bahwa ucapan seorang yang ternama di Australia yang menghina warga China tidak akan berdampak sama sekali," tambahnya.
Barnett mengatakan bahwa para pengusaha Australia harus menyadari bahwa "China memiiki struktur politik dan ekonomi yang sangat berbeda dibandingkan Australia."
"Saya kira keputusan apapun atau perjanjian nantinya akan dilakukan antar pemerintah," jelasnya.