Rabu 03 Sep 2014 09:54 WIB
Penghancuran Makam Rasulullah

Ulama Indonesia Sejak Dulu Minta Makam Rasulullah Dijaga

  Rabi'ah melayani segala keperluan Rasulullah sepanjang hari.
Foto: Tripwiremagazine.com
Rabi'ah melayani segala keperluan Rasulullah sepanjang hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama Indonesia sejak dulu sudah menyuarakan agar makam Rasulullah tidak dipindah, apalagi dirusak.

 

Baca Juga

Sekjen PBNU, KH Marsudi Syuhud, memaparkan sekitar 1920an dulu ada komite yang menjadi cikal bakal berdirinya Nahdhatul ulama. Namanya Komite Hijaz.

 

Mereka adalah ulama yang belajar di daerah Hijaz. Diantaranya syekh Nawawi al-Bantani, syekh Khatib Minangkabawi, syekh Khatib Sambas, sayyid Abbas al-Maliki, syekh Mahfudz at-Tarmasi dan lain-lain. 

 

Komite Hijaz ini pernah menghadap raja Saudi ketika itu, meminta kepada raja untuk mempertahankan situs – situs sejarah di al – Haramain, terutama makam rasulullah dan rumah tempat Rasul tinggal dan bercengkerama dengan istri dan anaknya.

 

Selain itu, seluruh mazhab dan alirn teologi dalam Islam boleh belajar dan mengunjungi al – haramain.

 

Dua hal ini dikabulkan Raja Saudi. "Jadi dari dulu ulama kita sudah menyuarakan pentingnya menjaga makam Rasulullah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement