REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Khabar baik bagi para penderita diabetes. Saat ini, di Asutralia tengah dikembangkan penelitian dan uji coba mengenai pankreas buatan. Hadirnya pankreas buatan ini diharapkan mereka yang menderita diabetes akan lebih terbantu hidupnya untuk mengawasi kadar gula dalam tubuhnya.
Pankreas buatan sedang dikembangkan para insinyur dari University of Newcastle di New South Wales, Australia. Pembuatan ini juga melibatkan sejumlah peneliti diabetes dari Hunter Medical Research Institute.
Dalam pankreas buatan ini nantinya akan terdapat sensor glukosa darah dan pompa insulin yang akan beroperasi terus menerus. Uniknya semua pengoperasiannya bisa dihubungkan dengan telepon seluler.
Menurut Profesor Graham Goodwin dari University of Newcastle, rahasia cara kerjanya dengan menggunakan algoritma yang sangat cerdas untuk dapat menghitung dan memberikan dosis insulin yang tepat.
Sebuah uji klinis telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Uji klinis bagi penderita diabetes tipe 1 direncanakan akan dilakukan tahun depan. "Ini masih awal-awal, tapi kami pikir, kami memiliki kesempatan untuk membangun sistem yang lebih cerdas dengan bantuan teknologi dan mengatur glukosa darah yang lebih baik daripada terapi lain yang sudah ada," kata Profesor Goodwin, baru-baru ini.
Dari contoh pankeras buatan yang sudah ada, menunjukkan kemampuannya untuk mengontrol tingkat glukosa darah, dengan tingkat akurasi mencapai lima persen.
Dr Bruce King, dokter endokrinologi anak-anak dari Rumah Sakit Anak John Hunter mengatakan pankreas akan membantu mengurangi masalah diabetes.
Carly Stephen adalah seorang ibu yang memiliki anak penderita diabetes, bernama Jack. Jack didiagnosis mengidap diabetes tipe 1 pada tiga tahun lalu saat usianya masih enam tahun. "Jack sekarang menggunakan pompa insulin, yang jauh lebih baik daripada jarum. Tapi tetap saja tidak terduga [saat gulanya turun]," kata Carly.
Carly menjelaskan kadar insulin Jack sangat mudah naik turun, karena dia begitu aktif. Ia pun sulit untuk dilepas sendirian, karena dia membutuhkan bantuan menghitung kadar insulinnya.
Carly dan suaminya Sean masih harus melakukan tes jari-tusuk pada anak mereka. Hal ini bisa dilakukan 15 kali sehari. Nantinya tes ini bisa dihentikan jika nanti ada pankreas buatan. "Dosis insulin akan otomatis masuk dan lebih akurat daripada biasanya," kata Carly. "Ini akan membantu Jack dan ia pun akan bebas."
Para peneliti mengatakan tantangan terbesar adalah meniru kemampuan pankreas yang sehat dalam menyesuaikan diri dengan berolahraga dan makan.
Pankreas buatan akan ditargetkan pada pengidap diabetes tipe 1 terlebih dahulu, dengan harapan bisa juga digunakan oleh pada pengidap tipe 2.
Anda bisa cari tahu selengkapnya lewat website berikut ini.