REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Menteri Luar Negeri Irak Hoshiyar Zebari mengecam tindakan ISIS yang membunuh jurnalis AS Steven Sotloff dalam sebuah video. Ia menyebut tindakan ISIS merupakan pembunuhan biadab.
Lanjutnya, tindakan ISIS ini juga memperkuat alasan Irak dan Barat untuk menghentikan pergerakan ISIS. "Kami memiliki musuh yang sama dan seluruh dunia bergerak ke arah yang benar menghentikan kebiadaban dan kebrutalan ini," kata Zebari.
"Seluruh dunia bersatu melawan ISIS. Mereka harus dikalahkan sehingga insiden mengerikan ini tidak terulang kembali," tambahnya, seperti dilansir dari Straits Times.
Politikus Muslim dari Syiah Irak, Sami Askari menyatakan Amerika tak akan takut atas tindakan ISIS. "Mereka mencoba menakuti warga Amerika, bukan untuk mengintervensi. Saya rasa Washington tak akan takut dan berhenti. Ini kejahatan. Setiap orang harus melawan fenomena yang seperti kanker ini, tak ada obatnya," katanya.
Dalam video yang diunggah oleh ISIS, kelompok tersebut juga mengancam akan membunuh seorang tawanan lainnya yang berasal dari Inggris. AS beberapa akhir ini telah melakukan lebih dari 120 serangan udara terhadap ISIS di Irak.
Serangan ini dilakukan untuk membantu upaya pasukan Kurdi menghentikan pergerakan ISIS dan melindungi warga minoritas yang terancam.
Presiden Barack Obama juga telah mengerahkan 350 pasukannya ke Baghdad guna melindungi para diplomatik AS dan fasilitas lainnya. "Jika video tersebut asli, kami muak dengan tindakan brutal ISIS," kata juru bicara departemen luar negeri AS Jen Psaki, dikutip dari BBC.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut video ini merupakan tindakan tercela dan memuakkan. Pemerintahan Cameron mengatakan ia telah mengetahui adanya warga Inggris yang ditawan oleh ISIS dan telah melakukan pertemuan dengan petinggi Inggris membahas situasi ini.