REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan mengakui kesulitan likuiditas untuk membiayai pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pasalnya, rasio dana kredit terhadap pihak ketiga (DPK) atau loan to deposito ratio (LDR) telah mencapai 90 persen.
Direktur Utama PT Bank Mandiri, Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kesulitan likuiditas perbankan dapat diatasi dengan membujuk orang kaya di Indonesia untuk menyimpan uangnya di perbankan Indonesia.
Kekayaan orang Indonesia yang disimpan di luar Indonesia sebanyak Rp 1.600 triliun. Begitu juga dengan perusahaan Indonesia yang menyimpan di luar negeri.
Budi mengatakan, bila dijumlahkan dana tersebut bisa mencapai Rp 3.200 triliun. "Kita bisa pakai untuk membangun infrastruktur di Indonesia," ujar dia, Rabu (3/9).
Budi mengaku saat ini Bank Mandiri membatasi kredit infrastruktur sebesar Rp 90 triliun. Namun, penarikannya baru sebesar Rp 60-70 triliun.
Kredit infrastruktur terbesar disalurkan pada transportasi, yakni Rp 25 triliun. Kemudian listrik sebesar Rp 20 triliun, energi sebesar Rp 19 triliun, telekomunikasi sebesar Rp 16 triliun dan jalan sebesar Rp 10 triliun.