Rabu 03 Sep 2014 18:27 WIB

Jepang dan India Bergabung Saingi Cina

Rep: c91/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri India, Narendra Modi
Foto: Reuters
Perdana Menteri India, Narendra Modi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang dan India sepakat akan meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan ekonomi. Kedua negara itu ingin membangun strategi untuk mengimbangi Cina.

Perdana Menteri baru India, Narendra Modi dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, telah menekankan peningkatan kerja sama antara dua negara demokrasi terbesar di Asia tersebut. Kabarnya, hubungan pertemanan pribadi antara kedua tokoh itu juga semakin erat.

Dalam konferensi pers gabungan pada Senin (1/9), ketika Modi datangi Jepang, Abe mengatakan hubungan bilateral antara India dan Jepang berpotensi besar dalam dunia internasional.

Modi mengungkapkan, diskusinya bersama Abe mengangkat kerja sama strategis dan global antara India dan Jepang ke level yang lebih tinggi.

Mengutip The Wall Street Jurnal, Rabu (3/9), keduanya  menegaskan pentingnya dialog tertutup antara pejabat tinggi di bidang urusan luar negeri dan pertahanan. Kedua negara juga akan rutin menggelar latihan militer bersama. Modi dan Abe menyambut baik kemajuan perundingan transfer teknologi nuklir dan pertahanan Jepang ke India.

Selain di bidang keamanan, India dan Jepang juga berencana mempererat kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan. Abe mengumumkan rencana untuk melipatgandakan jumlah investasi langsung dan perusahaan Jepang yang beroperasi di India dalam lima tahun. PM Jepang tersebut, bahkan menjanjikan total investasi Jepang di India dalam lima tahun ke depan sebesar 3,5 triliun yen.

Keduanya memang tak menyebut nama Cina. Hanya saja, keinginan kedua negara dalam menahan ambisi Cina dapat terasa, mengingat militer Negeri Tirai Bambu semakin memperkuat diri dan agresif dalam masalah teritorial.

Dalam pidatonya di hadapan kalangan pengusaha, Modi menyindir Cina saat ia membahas pentingnya mempererat hubungan India-Jepang guna memperkuat perdamaian dan kemakmuran di Asia, serta menangkal pemikiran ekspansionis. Komentar tersebut dipandang sebagai sindiran untuk Beijing, yang terlibat dalam sengketa wilayah dengan New Delhi dan Tokyo.

“Di sekeliling, kita melihat pemikiran ekspansionis ala abad ke-18; melanggar batas negara lain, memasuki laut negara lain, menginvasi negara lain, dan merebut wilayahnya,” kata Modi. Pernyataan Modi mengindikasikan, ia ingin beraliansi dengan Jepang, sekutu Amerika Serikat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement