REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO--Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertekad meningkatkan nilai dan volume ekspor produk perikanan tanah air. Demi menyokong upaya tersebut, KKP berusaha meningkatkan jaminan mutu produk perikanan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sharif C Sutardjo dalam peresmian Instalasi Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) di Sidoarjo, Rabu (3/9).
Sharif menyampaikan, produk ikan Indonesia sudah sangat dikenal di dunia. Dia menggambarkan, pada 2013, 119 Unit Pengolahan Ikan (UPI) asal Indonesia diterima di berbagai negara mitra, mulai dari Asia, Uni Eropa hingga Amerika.
"Kita harus benar-benar menjaga mutu, agar bisa terus bersaing di pasar global," ujar dia.
Sharif menjelaskan, upaya penjaminan mutu produk perikanan tengah menjadi salah satu perhatian KKP. Dia menjelaskan, banyak negara maju tujuan ekspor memiliki standar mutu yang sangat tinggi.
"Dari pengalaman saya selama ini, misalnya, yang paling sulit adalah Rusia. Mereka jauh lebih /njelimet/ daripada AS. Tapi kita upayakan dengan tekun, akhirnya kita diterima," kata Sharif.
Instalasi KIPM seluas 20 ribu m2 berada di kawasan Puspo Agro, Sidoarjo, Jawa Timur. Instalasi tersebut akan menampung kontainer-kontainer produk perikanan Jatim sebelum diekspor. Begitu juga sebaliknya, kontainer produk impor akan diperiksa sebelum didistribusikan ke pasar Indonesia.
Kontainer akan berada di instalasi tersebut selama satu hingga dua hari untuk menjalani pengujian mutu. Sampel produk akan diperiksa di laboratorium, sementara kontainer sendiri akan distrerilisasi.
Sebelumnya, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu san Keamanan Hasil Perikanan KKP telah memiliki instalasi karantina di 47 Unit Pelaksana Teknis.
Instalasi KIPM Sidoarjo yang tergolong lebih mutakhir diharapkan dapat menjadi percontohan bagi instalasi karantina yang lain.