REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Radamel Falcao menjadi fenomena tersendiri menjelang penutupan bursa transfer musim panas lalu. Manchester United berhasil mengontrak striker Kolombia ini dengan status pinjaman dan opsi untuk membeli pemain.
Sebuah pernyataan muncul ketika banyak opsi yang ditujukan kepada Louis Van Gaal untuk memperkuat lini belakang. Pasalnya, MU dinilai tidak redup dalam daya gedor. Mungkin ada cara pandang lain bagi Van Gaal.
Falcao dikenal karena memiliki kemampuan alami untuk mencetak gol. Dengan mengenakan nomor 9 di kostumnya, Falcao berjanji akan memberikan yang terbaik untuk MU.
Ia telah pulih dari cedera serius (Anterior Cruciate Ligament) yang hampir menamatkan karirnya. Kini ia diprediksi akan bersinar kembali.
Persoalan muncul ketika banyaknya daya gedor MU yang berkualitas. Apalagi didukung dengan kedatangan Angel Di Maria. Robin van Persie dan Wayne Rooney merupakan penyerang dengan kualitas dunia.
Situs eplindex.com pun membandingkan antara Falcao, Rooney dan Van Persie.
Robin Van Persie
Robin Van Persie pada 2012/13 meruapakan pemain yang sulit dibendung. Dia memainkan peran penting bagi klub untuk memenangkan gelar. Dia hampir mencetak gol di semua pertandingan besar selama musim tersebut.
Robin Van Persie bukanlah spesialis petarung di udara, namun ada fakta yang mengejutkan, dalam 90 menit, Van Persie memiliki 48 persen tingkat keberhasilan mencetak gol.
Kemudian, dengan total 4 tembakan per 90 menit, ia menjadi pemain yang paling mungkin mencetak gol dalam situasi 50-50, rata-rata 0.75 gol per 90 menit.
Ia tidak takut mencoba tembakan dari jarak jauh, rata-rata 1,15 tembakan dari luar kotak penalti. Ketika fit semua tim tahu tentang kualitasnya dalam 3 musim terakhir. Cederalah yang membuat penampilannya tidak maksimal.
Wayne Rooney
Ia diserahkan tanggungjawab sebagai kapten musim ini sebagai imbalan atas etos kerja dan konsistensi yang luar biasa di lapangan. Ia sering digunakan sebagai gelandang tengah oleh dua pelatih terakhir dan terus beradaptasi untuk posisi yang baru sembari tidak menghilangkan naluri mencetak golnya.
Musim lalu, Rooney sering dimainkan di tengah termasuk membantu pertahanan. Ia mampu menjadi lebih ekspresif. Produktivitasnya cukup layak dengan rata-rata 0.63 gol setiap 90 menit. Ia juga mampu menjadi pengumpan yang baik dengan rata-rata 0.37 assist per 90 menit.
Rooney telah berhasil memenangkan duel udara dibanding rekan-rekannya dengan rata-rata 0,11 per 90. Rooney pun berhasil mencetak lebih banyak gol dari luar kotak penalti dibandingkan dengan dua lainnya (Falcao dan Van Perise). Dengan datangnya Falcao, ia semakin mungkin didorong ke lini tengah.
Radamel Falcao
Radamel Falcao selalu terobsesi untuk mencetak gol. "Saya tidak pernah berpikir saya tidak akan mencetak gol, saya tidak pernah panik, saya tidak pernah mulai khawatir. Saya percaya saya akan mencetak gol. Saya tidak peduli berapa lama saya harus menunggu. Saya selalu bergairah tentang tujuan,'' kata dia.
Obsesinya untuk mencetak gol dilihat dari banyaknya gol yang dia hasilkan untuk Porto dan Atletico Madrid. Ketika di Porto pada 2009, Falcao mencetak 72 gol dalam 87 pertandingan dan memenangkan gelar liga termasuk Liga Europa 2011.
Ia kemudian pindah ke Atletico pada tahun 2011 dengan 35 juta poundsterling, klub di mana ia mencetak 70 gol dalam 91 pertandingan dan memenangkan gelar Liga Europa lain. Akhirnya ia ditarik oleh AS Monaco dengan nilai fantastis 51 juta poundsterling pada musim panas 2013.
Rata-rata 0,87 gol per pertandingan bersama Atletico cukup untuk MU menjatuhkan pilihan kepadanya. 0.81 gol per 90 dari dalam kotak penalti menunjukkan Falcao merupakan predator di dekat gawang.
Dia bisa menjadi pilihan utama karena menawarkan ketajaman dibanding dua striker lainnya. Ia bisa mencetak gol dari sundulan atau membuat gol ketika keadaan genting.
Sepertinya Louis Van Gaal dan Manchester United mengikuti frasa terkenal 'serangan adalah bentuk pertahanan terbaik'. Jika memang demikian, Falcao bisa membuat jantung lawan kembali berdetak keras.