REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menanggapi santai hasil Muktamar III Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Surabaya beberapa waktu lalu. Ia mengaku, tidak berharap banyak kepada PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar.
Dia meyakini, partai yang dilahirkan para kiai NU itu tidak akan ada banyak perubahan, apalagi kemanfaatannya bagi bangsa seperti yang dicita-citakan pendirinya. "Saya kira sama saja," katanya dalam halaqah pemimpin pondok pesantren seluruh Indonesia di Jambi, Rabu (3/9) petang.
Menurutnya, terpilihnya kembali Muhaimin sebagai ketua umum secara aklamasi menunjukkan bahwa partai berlambang bumi dengan sembilan bintang ini mandul. Sebab, kata dia, tidak ada dinamika yang terjadi di dalamnya.
"Ya apa boleh buat, tetapi itu sebetulnya membuat partai kelihatan bersatu tapi sebetulnya mandul," ujar pemimpin Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini.
Seperti diketahui, Muhaimin Iskandar kembali memimpin PKB sebagai ketua umum setelah ditetapkan secara aklamasi dalam Muktamar III PKB di Surabaya, Senin (1/9) dini hari. Peserta muktamar yang terdiri atas 33 DPW, 505 DPC, dan 10 DPC perwakilan luar negeri tidak ada satu pun yang menyanggah keputusan aklamasi itu.
Terpilihnya kembali Muhaimin sebagai pemimpin PKB hingga lima tahun ke depan sudah diprediksi banyak pihak sebelumnya. Apalagi menjelang hingga pelaksanaan muktamar tak satu pun tokoh partai yang maju sebagai kandidat.
Muhaimin mengawali karir di PKB sebagai sekretaris jenderal mendampingi Mathori Abdul Djalil selaku ketua umum ketika partai itu baru didirikan pada tahun 1998 dan dikukuhkan dalam Muktamar I di Surabaya tahun 2000.
Muhaimin pertama kali terpilih sebagai ketua umum dalam Muktamar II PKB di Semarang, Jawa Tengah, tahun 2005 dan terpilih kembali dalam Muktamar Luar Biasa (MLB) di Ancol.