Kamis 04 Sep 2014 18:58 WIB

Afrika Selatan Tolak Visa Dalai Lama

Dalai Lama
Foto: AP
Dalai Lama

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN  --  Afrika Selatan menolak memberikan visa kepada Dalai Lama untuk menghadiri pertemuan puncak penerima Nobel Perdamaian di Cape Town pada Oktober, kata perwakilan Dalai Lama, Kamis.

"Pemerintah melalui telepon menyampaikan kepada saya bahwa mereka tidak akan bisa memberikan visa dengan alasan akan mengganggu hubungan Cina dengan Afrika Selatan," kata Nangsa Choedon kepada AFP.

Juru Bicara Penerima Nobel dari Afrika Selatan Uskup Agung Desmond Tutu mengatakan penolakan tersebut bisa memicu boikot terhadap pertemuan puncak tahunan ke-14 itu

"Saya sudah mendengar bahwa jika Dalai Lama tidak dibolehkan masuk ke negara ini, tamu-tamu undangan lain mengatakan mereka tidak akan datang," kata Roger Friedman.

Pertemuan puncak itu diselenggarakan oleh yayasan-yayasan yang mewakili empat penerima Nobel dari Afsel Tutu, Nelson Mandela, FW de Klerk, dan Albert Luthuli.

Selain penerima Nobel Afsel yang masih hidup yaitu Tutu dan De Klerk, pihak penyelenggara mengatakan sebanyak 13 peserta dan delapan organisasi telah mengkonfirmasikan kedatangan mereka pada acara tersebut, termasuk mantan presiden Soviet Mikhail Gorbachev.

Choedon mengatakan ia belum menerima konfirmasi tertulis terkait penolakan itu, namun jika hal tersebut benar, akan menjadi yang ketiga kalinya dalam lima tahun bagi pemimpin spiritual Tibet itu ditolak visanya untuk mengunjungi Afrika Selatan.

Tiongkok yang menuduh Dalai Lama mengkampanyekan kemerdekaan Tibet terus menerus menggunakan pengaruh ekonomi dan politiknya untuk menekan pemerintah di seluruh dunia membatasi kontak dengan Dalai Lama.

Setiap penolakan visa ini selalu menyebabkan kemarahan warga Afrika Selatan yang menilai langkah tersebut sebagai pengkhianatan terhadap komitmen hak asasi manusia yang digaungkan pemerintah sejak berakhirnya apartheid 20 tahun lalu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement