REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ini peringatan bagi anda ketika akan memakan kerupuk kulit atau krecek kesukaan. Perhatikan dan tanyakan kepada pedagang dari mana asalnya.
Karena, jajaran Polres Cirebon Kota menggrebek sebuah pabrik pengelolah krecek atau cecek palsu, Kamis (4/9). Krecek yang semestinya dibuat dari kulit sapi atau kerbau, malah diolah dari kulit jaket dan sepatu
Kasatreskrim Polres Cirebon Kota, Kompol Hidayatullah, mengungkapkan, penggrebekan itu bermula saat pihaknya mendapatkan laporan dari warga mengenai aktivitas mencurigakan dari sebuah usaha pabrik rumahan. Pasalnya, pabrik yang terletak di daerah Tengah Tani itu menggunakan bahan kimia yang mengalir sampai ke rumah warga.
''Mendapat laporan itu, kami segera meluncur ke lokasi,'' ujar Hidayatullah. Dari hasil penggrebekan polisi, diketahui bahwa pabrik rumahan itu mengolah kulit menjadi makanan krecek. Namun, kulit yang diolah ternyata dari sisa potongan kulit sepatu dan jaket.
Di tempat itu, polisi menemukan barang bukti berupa satu ton kulit kering siap olah dan 50 kilo gram krecek atau cecek yang sudah jadi. Hidayatullah menjelaskan, berdasarkan pengakuan pemilik pabrik, ES (57), pabrik tersebut bisa mengolah kulit kering menjadi krecek dan mendistribusikan ke pasar tradisional di Cirebon. Di antaranya, Pasar Plered, Pasar Pagi dan Pasar Kanoman.
Pabrik milik ES itu mendapat pasokan kulit kering sisa olahan jaket dan sepatu dari sebuah gudang besar di Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Sedangkan gudang itu mendapatkan pasokan sisa kulit dari sejumlah daerah seperti Garut, Bandung, Sidoarjo dan Tasikmalaya.
ES menjelaskan satu kilogram kulit kering sisa sepatu dan jaket setelah diolah bisa menghasilkan tiga kilogram krecek atau cecek. Harga kulit kering itu hanya Rp 45 ribu per kg. Setelah diolah menjadi krecek, harganya menjadi Rp 80 ribu/kg.