REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah memperingatkan Hamas harus mengubah cara beroperasi di Gaza. Jika, ingin melanjutkan pemerintah persatua, dilansir dari BBC, Ahad (7/9).
Abbas mengecam pemerintah bayangan dari 27 wakil menteri dalam menjalankan Gaza. Dan, ia menegaskan bahwa harus ada satu rezim. "Gaza sudah mulai pulih setelah konflik 51 hari pertempuran dengan Israel," ujarnya. Konflik ini telah menewaskan 2.100 warga Palestina di Gaza dan di pihak Israel 66 tentara dan tujuh warga sipil tewas.
Ia menegaskan, sudah saatnya untuk melanjutkan pembicaraan di Kairo, Mesir. "Kita tidak bisa terus bekerja dengan Hamas dengan cara seperti ini. Dimana ada 27 wakil kementerian yang menjalankan Jalur Gaza. Dan, pemerintah persatuan nasional tidak dapat melakukan apapun di lapangan," kata Abbas.
Abbas mengatakan, kepemimpinan Palestina telah melakukan segala sesuatu yang bisa meringankan penderiraan rakyat Palestina di Gaza.
"Gaza telah mengalami kerugian ekonomi yang sangat berat dan membutuhkan tujuh miliar dolar AS atau sekitar 4,2 miliar poundsterling. Setidaknya, membutuhkan 15 tahun untuk membangun kembali apa yang telah hancur," tambahnya.
Kerugian yang dialami saat ini, kata dia, 100 kali lebih buruk daripada konflik Israel-Gaza pada 2009 dan 2012 lalu.
Surat kabar Israel Haaretz mengutip juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, pernyataan Abbas didasarkan pada informasi yang salah dan pembicaraan akan terus berusaha untuk mendamaikan perbedaan dengan faksi Fatah.