REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Siang itu, ketenangan Kompleks DDK Dago, lokasi dimana basecamp Syamsi Dhuha Foundation (SDF) berada, sempat terusik. Apalagi, saat itu, terlihat iring-iringan motor dan mobil polisi mengawal kedatangan dua bus, masuk ke basecamp SDF. Ada apa gerangan?
Ternyata, dua bus itu berisi para ibu yang tergabung dalam Persatuan Istri Purnawirawan (Perip) dari Jakarta. Ya, para ibu Perip itu diketuai Ratna Djoko Suyanto–istri Menkopulkam–datang berkunjung ke SDF. Berseragam merah-merah, para ibu ini tak canggung untuk duduk lesehan di SDF. Wajar bila kemudian kedatangannya disambut hangat oleh para wakil sahabat Odapus, Lovi, dan relawan.
“Halo... apa kabar mbak Dian?. Itulah sapaan hangat Ratna seraya memelukku erat Dian, yang untuk pertama kalinya bertemu langsung dengan beliau.
“Sudah lama nih pengen ketemu dan pengen nengok ke sini,” tutur Ratna. Benar kata orang, terkesan pribadi beliau yang ramah dan rendah hati.
Ucapan selamat datang pun segera dilayangkan dan disambut dengan persembahan lagu ‘Mentari’ yang dialunkan oleh The Lulo - ‘girl band’ SDF yang beranggotakan Lovies Rina pada biola, Luppies Helin dan Lisna pada gitar dan Luppies Medina pada vocal.
Untuk pertama kalinya mereka memberanikan diri tampil walau belum lengkap dengan kehadiran sang pemain keyboard. Dengan tulus dan sepenuh hati, mereka mencoba membalas cinta para Bunda dengan melantunkan bait demi bait lagu ‘Mentari’ karya Iwan Abdulrahman. Para Ibu menyambut penampilan mereka dengan tepukan hangat.
Dalam kesempatan itu, Ratna menyampaikan niat dan keinginan para ibu Perip untuk memberi dukungan kepada para sahabat Odapus dan Lovi. “Kami merasa bangga dengan perjuangan SDF berserta seluruh anggotanya dalam mewujudkan mimpinya membantu sesama. Dan itu tentu harus mendapat support dari semua pihak, termasuk juga ibu-ibu di Perip ini,” katanya.
Sementara itu, secara singkat, Ketua SDF Dian Syarif pun menyampaikan apa dan bagaimana Lupus dan Low vision kepada para ibu-ibu Perip. Bahkan, dijelaskan pula bila saat ini, SDF sedang mengadakan kerja sama dengan tim relawan peneliti dari FK UNPAD & Farmasi ITB untuk melakukan uji klinis obat herbal bagi penyandang Odapus dan Lovi.
Hal ini, kata dia, karena SDF ingin agar semua sahabat Odapus di Indonesia bisa berobat, bisa memiliki kesempatan hidup yang kedua. Untuk itu, jalur obat murah dan keberadaan obat di berbagai daerah terus diperjuangkan.
“Penemuan suplemen terapi Lupus berbahan alam Indonesia terus diupayakan. Berjuang bersama berbagai komponen masyarakat menjadi sebuah kebersamaan yang indah. Menjadikan hidup lebih bermakna ketika bergandengan tangan melakukan sebuah misi kebajikan,” kata Diam.
Bahkan, guna mencapai mimpi itu, para sahabat Odapus-pun bersiap menjadi responden, dan ada dibeberapa daerah yang sudah berikan testimoninya, terutama yang Lupus-nya bermanifestasi di ginjal, sendi dan kulit. “Bisa mewujudkan mimpi ratusan ribu para sahabat Odapus di Indonesia adalah sebuah misi mulia,” ujar Dian.
Terasa masih banyak yang ingin disampikan, namun apa daya waktu jualah yang membatasi pertemuan singkat siang hari itu. Tali asih pun diserahkan Ratna kepada wakil sahabat Lovi dan sahabat Odapus. Bantal multifungsi ‘si Luppy’ dan ‘si Lovi’ pun berpindah tangan ke dekapan Ibu Ratna dan Ibu Suprihadi sebagai tanda cinta SDF kepada para Ibu yang sudah mau peduli dan berbagi.
“Terima kasih Bu, atas perhatian & kasih sayang yang diberikan.... Jangan lupa juga cicipi cireng cocol dan cimpring gonjrengnya....” ujar Dian.
Ah, betapa indahnya ketika Tuhan mempertemukan insan dengan hati yang penuh cinta. ‘Never give up tak mudah patah, Never give up tak mudah menyerah.