Ahad 07 Sep 2014 18:03 WIB

Petani Harapkan Pembangunan Waduk Jatigede Segera Terwujud

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Maman Sudiaman
Waduk Jatigede
Foto: indoforum.org
Waduk Jatigede

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU --  Wakil Ketua Kontak Tani nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang membenarkan adanya panen dini yang dilakukan sejumlah petani di empat kecamatan di Indramayu. Dia memperkirakan, lahan yang mengalami panen dini itu sekitar ratusan hektare.

 

Sutatang berharap, Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang segera terealisasi. Dia menilai, keberadaan waduh tersebut akan menjadi solusi utama masalah pengairan di Kabupaten Indramayu.

 

Tak hanya di Kabupaten Indramayu, kondisi serupa juga dialami para petani di Desa Gua Kidul, Kecamatan Kaliwedi. Irigasi yang dekat dengan areal tanaman padi tersebut saat ini sudah kering dan retak-retak. Akibatnya, sawah milik petani yang sebentar lagi akan panen, rawan mengalami kekeringan.

 

‘’Daerah kami saat ini sudah dilanda kekeringan,’’ terang Ketua Gapoktan Madun Jaya, Desa Gua Kidul, Kecamatan Kaliwedi, Hasanudin.

 

Untuk menyelamatkan tanaman padi yang sudah berusia 60 hingga 70 hari, lanjut Hasanudin, para petani terpaksa menyedot air dari saluran induk Sungai Kumpul Kwista. Padahal, jarak sungai dengan aral sawah petani mencapai sekitar dua kilometer. Air dari sungai itu disalurkan dari pompa menggunakan selang plastik.

 

‘’Petani harus mengeluarkan modal lebih besar karena dibutuhkan solar untuk menghidupkan mesin pompa air,’’ kata Hasanudin.

 

Hasanudin menyebutkan, solar yang dibutuhkan untuk mengalirkan air ke sawah warga sebnayak 30 liter per hari. Menurutnya, harga solar di daerahnya mencapai Rp 8 ribu per liter. Karenanya, dalam waktu sehari, petani harus mengeluarkan uang Rp 240 ribu untuk membeli solar.

 

‘’Penyedotan air harus sering dilakukan sampai tanaman padi siap panen,’’ tutur Hasanudin, Ahad (7/9).

Hasanudin menambahkan, bagi petani yang tidak memiliki modal tambahan, terpaksa panen dini. Namun dampaknya, produksi gabah menjadi tidak maksimal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement