Senin 08 Sep 2014 07:34 WIB

Kisah Pelaut Muslim Temukan Benua Amerika (1)

Ilustrasi Muslim Afrika saat pertama kali menjejakkan kaki di Benua Amerika.
Foto: wordpress.com
Ilustrasi Muslim Afrika saat pertama kali menjejakkan kaki di Benua Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku sejarah dunia, termasuk di Indonesia menyebut pelaut Christopher Colombus-lah yang tiba pertama kali di benua antah berantah yang kemudian diberinama benua Amerika pada tahun 1492. Colombus berlayar melintasi Atlantik dengan menggunakan kapal kerajaan Spanyol tiba di Karibia, Amerika Tengah.

Selama ratusan tahun, teori ini diterima seluruh dunia. Namun, ada teori lain yang justru menarik minat peneliti mengkaji ulang capaian Colombus. Ini sekaligus menghargai bahwa yang pertama kali tiba di Amerika adalah jiwa-jiwa  pemberani yang menyeberangi Samudera Atlantik dengan perahu yang tidak diakui Columbus.

Faktanya, apa yang diketahui Columbus saat itu adalah dunia itu datar. Padahal filsuf Yunani seperti Aristoteles dan Pythagoras menyatakan bumi itu bulat. Columbus baru mengakui bumi itu bulat ketika peradaban Islam mencapai era keemasannya.

Pada tahun 800-an awal, Khalifah Abbasiyah  al-Ma'mun mengumpulkan para ilmuwan termasuk al-Khawarizmi di Baghdad guna menghitung lingkar bumi.  Mengetahui bahwa bumi itu bulat, dan mengetahui ukurannya ke tingkat yang sangat baik dari akurasi, para pelaut Muslim mengarungi samudera, jauh sebelum Columbus dengan congkak mengklaim dirinya pelaut ulung.

Muslim Spanyol

Sejarawan Muslim dan pakar geografi Abu al-Hasan al-Masudi menulis pada tahun 956, pada tahun 889 pelaut Muslim mulai mengarungi samudera dari al-Andalus menuju barat. Mereka akhirnya menemukan sebuah daratan besar di laut, di mana mereka berdagang dengan penduduk asli, dan kembali ke Eropa.

Al-Masudi mencatat tanah dan menyebutnya "tanah yang tak dikenal". Dua pelayaran lebih dari Muslim Spanyol ke Amerika dicatat dalam sejarah. Satu berada pada tahun 999 dan dipimpin oleh Ibn Farrukh, dari Granada. Yang lainnya, pelayaran ahli geografi al-Idrisi.

Mereka ditawan oleh penduduk asli Amerika di pulau itu selama beberapa hari. Akhirnya, mereka dibebaskan ketika penerjemah yang tinggal di antara penduduk asli yang berbicara bahasa Arab. Merekapun kembali ke al-Andalus dan menceritakan kisah mereka. Bagian penting dari perjalanan ini adalah adanya pembicara bahasa Arab diantara warga pribumi. Ini menunjukkan bahwa pasti ada kontak antara dunia Arab dan Amerika.

sumber : Berbagai sumber
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement