REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Kantor Presiden Mahmoud Abbas membantah laporan bahwa Mesir menawarkan bagian dari semenajung Sinai ke PLO, untuk dijadikan sebagai bagian negara Palestina. Sekretaris Jenderal kantor Abbas, al-Tayyib Abd al-Rahim mengatakan, laporan tersebut dibuat.
Namun, kepemimpinan Palestina tidak akan menerima alternatid untuk membuat sebuah negara Palestina. Ma'an News Agency, Senin (8/9) melaporkan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dilaporkan telah menawarkan 1.600 kilometer persegi atau sekitar 994 mil persegi di Sinai untuk memperluas Jalur Gaza.
Wilayah tersebut akan menjadi sebuah negara Palestina yang akan dikendalikan PA. Dilaporkan, daerah tersebut lebih besar dari Gaza. Tetapi, PLO harus meninggalkan tuntutan perbatasan 1967.
"Berita ini benar-benar palsu dan proposal tersebut sudah lama disarankan oleh mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Giora Eiland Israel. Dimana, ia menyarankan untuk mendirikan negara Palestina di Gaza dan bagian dari Sinai dengan otonomi di Tepi Barat," kata al-Rahim.
"Mesir dan kepemimpinan Palestina memiliki posisi politik yang sama. Dimana, hal itu merupakan solusi dua negara yang berdasarkan perbatasan 1967," tambahnya. Media Israel melaporkan bahwa beberapa anggota Knesset Israel, termasuk Yesh Atid, Yaakov Peri dan garis keras Yahudi Ayelet Shaked memuji rencana tersebut.