Senin 08 Sep 2014 18:44 WIB

SBY: Korban Bencana Lebih Banyak Dibanding Peperangan

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Djibril Muhammad
  Presiden SBY (kedua kanan) mendapat penjelasan tentang siklus deradikalisasi dari Kepala BNPT Ansyaad Mbaai (kiri) ketika melakukan kunjungan ke Gedung Pusat Deradikalisasi, BNPT di Komplek Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul, Bogor, Senin
Presiden SBY (kedua kanan) mendapat penjelasan tentang siklus deradikalisasi dari Kepala BNPT Ansyaad Mbaai (kiri) ketika melakukan kunjungan ke Gedung Pusat Deradikalisasi, BNPT di Komplek Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul, Bogor, Senin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peperangan konvensional dapat memakan korban hingga ratusan jiwa. Akan tetapi, bencana alam dapat merenggut korban jiwa sampai puluhan ribu jiwa. Semisal bencana tsunami Aceh 2004 lalu.

Oleh karena itu, operasi penanggulangan bencana yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kepolisian Republik Indonesia harus ditingkatkan berbagai aspek yang melingkupinya. Tidak hanya dari perlengkapan semata, melainkan koordinasi antara pusat dan daerah. 

Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat meninjau Indonesia Disaster Relief Training Ground (Ina-DRTG), kompleks Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (8/8).

Turut mendampingi Presiden antara lain Kepala BNPB Syamsul Maarif, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Moeldoko dan Kapolri Sutarman. Presiden meyakini, peperangan konvensional tidak akan melanda Indonesia. Akan tetapi, bencana alam senantiasa mengintai kapan pun.