REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kehadiran kancing plastik dalam industri pakaian telah merusak pasar kulit atau cangkang siput laut. Saat ini, hanya China yang masih menggunakan cangkang binatang laut sebagai kancing untuk industri pakaian papan atas.
Penyelam asal Queensland, James Hicks, akhirnya merasa lega karena hasil panennya mendapat jalan untuk menembus bisnis yang ia sebut sebagai bisnis ‘pakaian jutaan dolar’. “Jika anda Boy George atau Michael Jackson, anda akan membeli pakaian berkancingkan kulit siput laut. Jika saya punya baju seperti itu, saya tak akan melaut lagi,” ujarnya, baru-baru ini.
Penyelam cangkang siput laut memegang hasil tangkapannya, yang jika ia celupkan ke dalam asam sulfur akan menjadi bersinar. Di dalamnya terdapat lapisan induk mutiara, yang membuat cangkang ini sempurna untuk dijadikan kancing.
Meski hasil penyelaman yang dilakukan berujung pada harga produk yang tinggi, bagi para penyelam, uang yang mereka dapat tak sebanyak yang mereka inginkan.
Dalam kontrak dengan pebisnis China, harga yang dilepas adalah rahasia, namun James siap untuk mengatakan bahwa mereka semestinya dibayar lebih. “Saya akan pergi ke China dan menaikkan upah yang mereka bayarkan ke kami di Australia, karena itu tak cukup. Kerja dan pengeluaran menjadi semakin tinggi, biaya bahan bakar untuk kapal saya juga tinggi, sementara penghasilan kami segitu-segitu saja,” jelas James.
Tiap bulan, sekitar hampir 15 hari, tim penyelam menyelam antara 3 hingga 5 meter di bawah laut untuk mencari siput laut, yang menyediakan makanan bagi karang.
James mengatakan, aktivitas yang ia lakukan tak merusak terumbu karang. Ia mengungkapkan, cangkang yang sangat kecil dan besar dikembalikan dengan cara yang benar, agar bisa kembali berkembang biak. “Kami meminimalkan dampak terhadap terumbu karang. Kami tak menempatkan sampan kecil di atas karang, kami tak merusak batu karang. Kami hanya berenang keliling karang dan mengambil cangkangnya,” jelasnya.
James menuturkan, ada banyak cangkang yang bisa dikumpulkan. Kuotanya adalah 160 ton dalam satu tahun dan sejauh ini ia baru mengumpulkan 4 ton. “Kami masih punya banyak jatah untuk diambil,” utaranya.